Monday, July 26, 2004

Selamat jalan bang Uud

Minggu sore 25 Juli 2004, sekitar pukul 17.00 saya dikejutkan dengan telepon dari Kak Rekian TN7 perihal meninggalnya Bang Khoiruddin (Uud) Psikologi UGM 99, karena kecelakaaan lalu lintas didaerah Pangandaran.

Peristiwanya berjalan begitu cepat sehingga sekitar pukul 21.00 kami telah berada dilokasi pemakaman di Temanggung disekitar Pasar Kedu (kurang lebih 60km dari YK) Setelah sebelumnya sempat berpapasan dengan mobil jenazah yang tampaknya kesulitan saat menemukan jalan menuju Temanggung.

Suasana haru dan isak tangis menaungi rumah keluarga Bang Uud, terlebih saat jenazah selesai disholatkan dimasjid terdekat dan akan diberangkatkan menuju lokasi pemakaman terdekat. Prosesi pemakaman berlangsung sederhana dan cepat sekitar pukul 22.00.

Saya teringat ketika beberapa bulan yang lalu saya menghadiri pemakaman Abang Letnan Dua Udara Agus Budiman di Nganjuk bersama rekan Donny PM. Pemakaman bang Uud kali ini berlangsung khidmat, tidak ada genderang snardrum, tidak ada salvo, maupun penghormatan terakhir.

Perasaan yang samapun berkecamuk dalam benak saya, mungkin karena saya memang tidak mengenal jauh Bang Khoiruddin secara pribadi. Tapi rasa kehilangan yang sama, perasaan ikut berduka saat menyaksikan abang alumni TN7 yang melepas kepergian beliau dengan ketermenungan penuh makna, tetap memberikan kesan yang mendalam pada saya bahwa persaudaraan yang dirasakan oleh mereka, tentunya akan sedalam perasaan kita dengan rekan-rekan alumni yang lain.

Saat melangkah meninggalkan lokasi saya teringat bahwa Malaikat akan merapatkan liang lahat kita. Selanjutnya siksa alam kubur akan kita dapatkan hingga kiamat tiba, dan banyak wacana transenden menghantui pikiran saya waktu itu.

Ah, andai penganjur "dialektika materialisme" itu menyadari meski sesuatu yang berasal dari materi akan kembali menjadi materi. Atau apalah yang meniadakan hakikat keTuhanan. Merasakan bagaimana makna kehidupan setelah kematian dimana kita akan diminta pertanggungjawaban masing-masing, bukan hanya sesuatu yang serba material didunia ini. Mungkin dunia ini akan berbeda.

Dalam kebingungan menerjemahkan perasaan ini, rekan saya diYK memberikan nasihat untuk banyak-banyak berdoa saat prosesi pemakaman berlangsung, "Berdoa Njar, InsyaAllah banyak malaikat yang hadir saat itu". Saya bergumam "Apa doa yang bisa saya panjatkan saat itu?"
"Ahh...semoga saya tidak menjadi orang yang sesat karena ilmu yang saya miliki"

Tuesday, July 20, 2004

Pa Reza Pulungan sudah pulang!!!

Selasa, 20 Juli 2004
Dear Ikomers sekalian, tadi pagi sekitar pukul 10.00 saya bertemu dengan dosen kita tercinta Bapak Muhammad Reza Pulungan S.Si Msc(Pengajaran CMMIW) di MIPA Selatan. Bagi rekan ikomers yang asing dengan bapak kita satu ini harap maklum adanya karena beliau baru saja menyelesaikan program Masternya di Twente University Netherland dengan beasiswa dari STUNED dari NEC(Netherland Education Centre)

Ada perasaan bangga dan haru saat bertemu Pa' Reza yang memberi nilai Mikrokomputer saya D dan bahkan setelah mengulang pun masih diberi C. Karena meskipun sudah 2 tahun tidak berjumpa, beliau ternyata masih bersahaja dengan MENGAWALI mengajak saya bersalam. (catatan: Ini dosen pertama saya yang mengawali mengajak bersalaman) Masih menanyakan skripsi saya yang terlunta-lunta.

Saya pengen cerita sedikit tentang Pa' Reza karena sedikit banyak beliau memberi inspirasi pada saya bagaimana berjuang dalam hidup ini. Dan mestinya akan memberi Inspirasi pada rekan-rekan yang lain.

Yang saya kenal dari Pa' Reza adalah kenekatannya. Walaupun secara pribadi saya tidak terlalu mengenal beliau. Setelah lulus dari Ilmu Komputer, beliau angkatan 1994 kalau tidak salah. Beliau diterima disebuah TOTAL FINA ELF(Sekarang Total Indonesie) sebuah perusahaan eksplorasi minyak dari Perancis yang konon termasuk salah satu gaji tertinggi di Indonesia.

Mungkin bekerja diperusahaan 'impian' banyak mahasiswa tidak memenuhi panggilan jiwanya. Maka selang 1-2 tahun bekerja beliau akhirnya memutuskan untuk mengabdi sebagai Dosen di Ilmu Komputer UGM. Di Ilmu Komputer dosen kita satu ini meneruskan pendidikannya diTwente, bersama salah satu dosen yang cantik :D Ibu Anny K.S (nanti saya akan ceritakan tentang beliau)

Di Twente Pa' Reza termasuk mahasiswa yang smart. Dia mendapat peringkat kedua dengan GPA 8.5 (Netherland menggunakan skala 10). Dimana peringkat pertamanya diraih mahasiswa dari Nepal yang bersekolah di India. Ini menunjukkan bahwa India memang memiliki pendidikan TI yang berkualitas dan orang Nepal ternyata sangat rajin, tutur pa Reza memotivasi saya. Konon mahasiswa nepal ini melanjutkan S3 ke Cambridge University.

Pa' Reza sendiri dalam waktu dekat ini akan melanjutkan pendidikannya di Jerman, beliau kembali mendapatkan beasiswa karena kecemerlangan beliau. Sekedar pembanding beberapa dosen yang penulis kenal, yang dapat langsung melanjutkan studinya ke S3 adalah Bapak Retantyo Wardoyo (Ketua program Magister Ilmu Komputer) di Essex University

Mungkin tidak lengkap jika menyebutkan kelebihan seseorang tanpa menyebutkan kekurangannya. Tanpa bermaksud merendahkan beliau saya lihat Pa' Reza adalah seorang perokok (2 tahun yang lalu) dan mungkin Pa' Reza belum banyak meluangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan :). Saya kira banyak sekali hal yang bisa dibagi-bagi pada ikomers sekalian tentang pengalamannya di Netherland yang konon malah menggunakan bahasa Inggris dalam dialog akademiknya.(AP)

Anjar Priandoyo
Diolah dari berbagai sumber, dari hasil ngerumpi via YM dengan Bu Anny K.S, dengan pa Anif dan selentingan-selentingan lain. Tulisan ini murni menyatakan kekaguman penulis pada orang-orang yang bekerja keras, orang-orang yang menjadi patron penulis.

Saya selalu mengingat ketika Pa Habib sebagai dosen pertama yang memanggil "Anjar" bukan "Saudara". Saya selalu mengingat ketika Pa Anif dosen pertama yang mengajak ngobrol dirumahnya. Saya selalu mengingat ketika pertama kali saya main ke Pa heri. Saya percaya dan saya mengingat kenangan-kenangan indah bersama dosen-dosen dikampus ini. Meskipun besok mereka pun lupa. Cerita dan pengalaman bersama mereka akan tetap menjadi legenda hidup di hati saya

NB: Hey its only need 30 minutes to write this!!!

Monday, July 19, 2004

Sukses Bisnis harus 'bisa' Politik?

Minggu Malam 18 Juli 2004 21.00-23.30

Mahasiswa adalah "Agent of Change", calon pemimpin masa depan. Kata-kata itu masih terngiang dibenakku meski sudah 4 tahun berlalu. Ketika itu tahun 2000 dan aku masih seorang mahasiswa baru dikampus ini. Dikejutkan bahwa memang benar mahasiswa punya peranan yang besar dalam arus perpolitikan bangsa ini.

Tapi sekarang, sejenak aku melihat kenyataan yang terjadi diluar, berapa persen sih mahasiswa kita yang aktif dalam dunia politik. Aku melihat angka 5-8 orang dari >1000 orang mahasiswa MIPA diBEM, 7-9 orang aktif diHimakom mungkin. Ini jumlah yang sangat kecil, belum lagi dari segelintir orang itu, brapa orang yang benar-benar punya kemampuan mempengaruhi orang? brapa yang ideologinya jelas? brapa orang yang ikut-ikutan.

Sejak dulu aku tidak tertarik dengan dunia politik, bukan saja karena ibuku mentabukan diskusi politik dirumah. Tapi aku sering memandang politik sebagai dunia yang kotor. Tapi, melihat kenyataan yang terjadi diluar. Sebagai seorang yang 'opportunis' (aku kasi tanda petik) seorang yang mencari kesempatan. Aku pikir politik adalah suatu celah bermain yang luar biasa.

Ya, dari situ berbagai kesempatan terbuka sangat luas. Apalagi ketika aku bermimpi punya perusahaan TI dan mendapatkan proyek-proyek pemerintah. Atau ketika masalah regulasi mengganggu bisnis kita, afiliasi kita dengan pemerintah dan sumbu-sumbu kekuasaan sangatlah penting.

Aku tidak tahu apakah Bill Gates akan berpikir sangat politis sekali ketika membangun bisnisnya di Redmond. Ataukah seperti bapak 'Sosro' yang gambling ketika mencoba menjual idenya, menjual teh dalam kemasan botol? Yang jelas sepanjang saya mengetahui perjanjian, pembuatan keputusan di Indonesia lebih dipengaruhi faktor-faktor koneksi dan kekerabatan. Bukankah sangat banyak proyek TI yang ditandatangani atas dasar ini

Saya bertemu banyak rekan ilmu komputer yang dengan keyakinannya berusaha sekuat tenaga untuk membangun kerajaan bisnisnya. Entah apakah mereka mengetahui faktor politik sebagai salah satu faktor pendukung bisnisnya, atau ketika mereka memutuskan berkarir dalam dunia bisnis mereka sebenarnya telah mengawali karir politiknya sekaligus?
Entahlah...

Anjar Priandoyo
-Ingin terjun dalam dunia politik lalu berbisnis?-

Cinta adalah proses memahami

Minggu malam, 18 Juli 2004

Malam ini adalah satu dari berbagai malam-malam terindah dalam hidupku, bukan saja karena malam ini aku satu-satunya lelaki yang pergi bersama Annisa, Genia, Melia dan Arifatul, untuk menghadiri pernikahan Bang Imam TN5 dengan Mba Ratna(Annisa CMIIW) digedung Diponegoro. Dan menikmati hidangan yang luar biasa tentunya (Knp dgn selera makanmu yang hilang Gen)

Bukan saja karena aku satu-satunya lelaki yang meminjam sandalnya masnya Annisa, nebeng disupirin Annisa, menyaksikan stelan merah Melia dan cardigan coklat Genia atau kebaya Arifatul dan Annisa(again Annisa CMIIW) dan mungkin bukan karena terperangahnya aku mendengar gosip-gosip terbaru tentang saudara-saudara ditanah rantau.

Bahagia rasanya bisa berjalan bersama saudara-saudaraku yang memahami apa yang kita alami selama 3 tahun di Magelang. Menjelaskan kenapa kadang kita ketakutan dengan kata 'berprestasi' kata 'terbaik' dan jargon-jargon khas TN lainnya.
...
Apa sih yang menjadi bahan obrolan setelah menghadiri acara pernikahan, dimana perempuan dan lelaki (single kecuali annisa) selain membicarakan satu tahapan yang kritikal dalam hidup kita. Pernikahan adalah topik yang sangat menarik dan tidak ada habis-habisnya.

"Cinta birahi hanya bertahan selama 2 tahun Njar" Annisa mengagetkanku dengan tanggapannya atas tulisan yang kumuat diguestbook ini (beberapa hari yg lalu dikomentari pungky). Statemen ini ditimpali dengan Melia, entah berdasarkan empiris atau analisa psikologinya bahwa angka 10 tahun adalah waktu untuk mempertahankan cinta.

Dan yang paling mengejutkan bahwa "Lelaki hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk melupakan kekasihnya" Melia kembali menambahkan dengan beberapa data statistik. Dan aku mulai sedikit 'ngeh' ketika Genia kembali mengingatkanku tentang dongengnya terdahulu dimana ada berbagai tipe cinta mulai, compasionate love, passion love, dll (CMIIW Genia)

Ketika tiba waktunya pulang, ada satu pernyataan yang menurutku sangat berkesan, apalagi diucapkan seorang Annisa, bahwa lelaki akan sangat sulit sekali dalam mengambil keputusan kapan untuk menikah, berbeda dengan perempuan yang 'cukup' dengan restu orang tuanya saja.

Ada benarnya juga, yang jelas berdiskusi dengan perempuan perempuan modern seperti mereka semakin membuka wawasanku bahwa cinta adalah suatu suatu proses mengenal dan memahami yang tidak akan pernah berhenti

Anjar Priandoyo
~Disela-sela kekagumannya malam itu~

Tuesday, July 13, 2004

Memahami seni

Entah keberapa kalinya aku menghadiri FKY putaran 2004 ini. Sejak peluncuran hari pertamanya 15 juni, aku dateng ke Benteng Vrederbug hingga hari ini 14 juli menjelang penutupan pasar seni dan pameran lukisan aku juga menghadirinya.

Yogyakarta dengan sejuta pesonanya memberikan kesempatan buatku sedikit banyak belajar memahami alam n seni, walao ampe sekarang aku ga gitu paham dengan semua ini. termasuk tidak pahamnya aku ketika menghadiri pameran karya mahasiswa di MSD (Modern School of Design)

Seni adalah hal yang sulit dimengerti bagiku, menikmati seni juga merupakan hal yang sulit bagiku. Namun menghadiri pameran karya seni, menikmatinya dalam sela kesendirianku adalah kenikmatan tersendiri. Ketika menyaksikan lukisan dengan judul "kesepian" yang terpancar dari lukisan itu adalah rasa kesepian yang justru bisa kunikmati.

Melihat keseharian dan aktivitasku di kota ini menjelang kepergianku adalah hal yang sangat membahagiakan, mampu menyaksikan pantai-pantai di tepi laut selatan, tempat-tempat pagelaran seni yang indah. Hingga seni menjalani hidup yang tidak akan pernah selesai...

Makna kedewasaan

Ketika nilai ujian diumumkan, ternyata nilai mata kuliah yang telah kuulang sebanyak 3 kali hanya mendapat nilai C, sedangkan temanku, yang tidak pernah kuliah sama sekali. Mungkin hanya 2 kali itupun karena ujian malah mendapat nilai B. Dalam kekecewaan dan kemarahan menghadapi kenyataan ini, Akupun mencoba menyalahkan dosen yang memberikan nilai tidak semestinya. Namun melihat hal ini seorang rekanku hanya menjawab enteng "Njar, dewasa dikit dong, ngapain kamu ngomel-ngomel seperti itu"

Dalam kasus yang lain seperti lamaran kerja, proposal tugas akhir hingga masalah cinta dan keluarga. Kata 'dewasa' adalah kata yang paling sering kudengar dalam bait-bait nasehat saat aku menghadapi keterpurukan hidup. Kata-kata ini seakan menjadi kata sakti yang menghambat semua 'potensi' perlawanan yang kita miliki. Benarkah hal ini yang terjadi, apa sih makna kedewasaan itu?

Kata-kata 'dewasa' hanya terdengar saat kita ditimpa kesedihan. Serta merta otak kita melawan bahwa kita tidak boleh sedih. Dalam bahasa lain "Orang dewasa tidak boleh sedih", "Orang dewasa harus menjalani hidupnya dengan tabah dan berani", "Orang dewasa tidak boleh menangis".

Aku tidak setuju dengan pendapat diatas, setiap orang berhak merasakan kesedihannya, merasakan sakit hati karena kegagalannya mendapatkan nilai baik, merasakan patah hati saat cintanya ditolak

Ada benarnya bahwa justru kedewasaan itu timbul karena sikap kita yang bisa memahami dan menerima apa yang kita rasakan, diri kita apa adanya(asertif), bukan membohong-bohongi diri kita bahwa kita tidak merasakan kepedihan hati.

Sedih, Kecewa dan menangislah...
lalu Bangkit, Bangkit dan Bangkit lagi

Saturday, July 10, 2004

Student key to Survive

Refleksi perjalanan empat tahun di Ilmu Komputer UGM

Di Amerika, dalam hal ini Stanford University. Universitas membagi jenjang kehidupan mahasiswanya dalam 4 tahapan yaitu Freshman, Sophomore, Junior, dan Senior,

penulis mencoba menganalogikan apa yang terjadi pada kampus kita dalam jenjang bertahap seperti diatas. Tulisan ini ditujukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang masih menuntut ilmu, baik tingkat 1,2,3,4 ataupun 'old senior'

Tahun Pertama
Tahun pertama adalah masa paling indah dalam kehidupan mahasiswa, bagaimana tidak... status sebagai mahasiswa yang KTMnya sah untuk minjem VCD jenis apapun, kebebasan dari orang tua (terutama yang kos), dan beraneka 'fasilitas' lain yang didapat sebagai mahasiswa membuat kehidupan ini serba indah. Bangun jam 10.00, jadwal kuliah yang kapan saja, dosen yang meminta kita mandiri, hingga kehidupan malam yang mengasyikan adalah gambaran kehidupan mahasiswa yang dalam tuntutan masyarakat yang begitu berat harus dapat menemukan jati dirinya. Tidak masalah apapun jati diri yang 'muncul' namun proses dalam penemuan itulah yang menjadi bagian terpenting

Eforia, mungkin juga kata yang paling tepat menggambarkan situasi seperti ini, terlebih lagi bagi mahasiswa yang gambling atau spekulasi modal nekad dalam memilih program studi.

Tahun Kedua
Tahun kedua adalah masa-masa bergaul yang menyenangkan, pada masa ini kita sudah mulai mengenal kemampuan kita. Sadar posisi kita, nilai kita, dosen mana yang menyebalkan dan mana yang membangun.

Realita nilai dua semester cukup menggambarkan bagaimana IPK kita kelak ketika lulus, atau minimal menggambarkan posisi kita diantara teman-teman yang lain. Realita bahwa mahasiswa yang meng-kopi catatan pada waktu ujian seringkali lebih berhasil dalam ujian adalah tekanan-tekanan batin bagi mahasiswa ditingkat ini.

Meskipun realita ini sudah bisa terlihat pada semester-semester awal. Akumulasi rasa muak akan sistem perkuliahan akan semakin memuncak pada tahap ini. Belum lagi ketika obyektivitas mulai bergeser menjadi sentimen dan emosional saat adik kelas tahun berikutnya hadir dikampus

Pada masa inilah identitas mahasiswa mulai dibangun, karakter mahasiswa yang 'cuma' kost-kampus-perpus, atau kost-mall-clubbing mulai terlihat. Banyak mahasiswa yang sebenarnya memiliki potensi justru memilih jalan yang lain, memilih dunianya sendiri.

Tahun Ketiga
Tahun aktualisasi, sang aktivis mulai menduduki jabatan penting, sang programmer mulai menunjukkan karyanya. Hasil coding selama berbulan-bulan. Sang penulis mulai menghasilkan karyanya.

Namun hidup tidak selamanya indah, beberapa orang yang mencoba berkarya seringkali menimpa kegagalan. Perusahaan-perusahaan anak ilmu komputer mulai berdiri pada tahun ini, Penulis mencatat perusahaan mahasiswa sejak angkatan 1995(sejauh penulis mengenal) tumbuh silih berganti.

Tahun Keempat
Tahun krisis, tahun ini ditandai dengan event besar yang harus ditangani secara mandiri, mulai KKN, KP, atau skripsi. Syndrom kesepian, post power syndrom hingga penyakit-penyakit batin yang lain menghantui mahasiswa.

Gimana tidak, kuliah sudah jarang. Waktu aktivitas yang sangat minim untuk bersama-sama mengharuskan mahasiswa menjadi seorang individual. Bagi beberapa orang seperti 'miss popular', pria terkenal menjadi tertekan dengan situasi seperti ini. Dan gilanya problem depresi ini hampir melanda semua mahasiswa tidak peduli dari elemen religius, progresif, konservatif dan if atau isme lainnya.

Penutup
Tiap-tiap tahun didunia kampus adalah warna tersendiri yang tidak akan pernah hilang.
to be continued, still draft

Friday, July 09, 2004

Kenapa kita harus menulis

Dua atau tiga hari yang lalu penulis berkesempatan chatting dengan salah satu alumni ilmu komputer. Alumni ini dikenal sebagai orang yang enerjik dan ceria, tentunya dengan kemampuan komunikasi yang handal. Penulis terkesan dengan cara berpikirnya yang maju dan keberaniannya dalam bersikap. Dialog antara kami berdua berlangsung seru dan tertunda-tunda karena penulis harus bertugas melayani customer di SIC. (perhatian ini bukan contoh yang bagus korupsi waktu dalam pekerjaan)

Dari dialog panjang ini, penulis 'dibantu' dalam menemukan visi penulis setelah menyelesaikan pendidikan dikampus ini. Terus terang penulis sangat terbantu dengan masukan yang diperoleh dan tentu saja silahturahmi menjadi lebih dalam. (Silahturahmi ini bisa diartikan bermacam-macam baik dalam bisnis atau politis :P). Penulis juga sangat terbantu secara 'moril' karena 'best practice'nya, 'case study'nya itu pada lingkungan yang memang kita kenal dan kita alami sehari-hari.

Namun (namanya juga tulisan opini) penulis merasakan sedikit kecewa kenapa rekan-rekan alumni tidak meluangkan sedikit waktunya untuk merepresentasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan.

Banyak hal yang bisa ditulis dan dishare, yang sebenarnya sangat menarik, sangat usefull, dan tentunya memperkaya pengetahuan kita masing-masing. Sebagai penulis pernah berdialog dengan bebeberapa alumni di Jakarta tentang jam kerjanya dari 07.30-18.00, atau jenjang kenaekan pangkat dibeberapa perusahaan MNC yang sering njelimet (baca: di'kuda'in ma orang asing) atau dialog tentang prospek pekerjaan di Yogyakarta.

Penulis kira, masalahnya bukan 'kesediaan' rekan alumni untuk dapat menulis. Karena sejauh ini penulis bertanya tentang bagaimana kehidupan alumni, dari yang paling sensitif seperti pekerjaan hingga paling pribadi seperti pernikahan, tanggapan mereka sangat intens dan sangat membangun. Justru penulis melihat hal ini karena 'ketidakmampuan' alumni dan masyarakat terdidik kita pada umumnya untuk menulis dan menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan.

Suatu ketika penulis terkesan sekali dengan apa yang dilakukan oleh Agro Rahmatullah, rekan kita ini mahasiswa ilmu komputer 2002, sangat smart dan charming. Penulis berkenalan dengan beliau lewat salah satu mata kuliah yang diampu oleh dosen Agus Sihabudin

Rekan agro, seperti tertuang dalam websitenya, telah menulis beberapa artikel mengenai apa yang telah ia kerjakan seperti Clips dan .NET, meskipun menurut saya agro bukan tipe orang yang 'banyak omong' tapi ia mampu menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan yang sangat konstruktif.

Penulis kira, tuntutan untuk mampu menulis adalah tuntutan umum masyarakat modern. Menulis adalah fondasi dasar masyarakat yang ingin maju. Saya kira ironis sekali disaat kita berbicara 'knowledge management', 'knowledge sharing' (penulis dikenalkan istilah ini oleh seorang alumni) justru kita tidak mampu menciptakan knowledge itu sendiri

Pedih rasanya hidup dalam bangsa 'tukang', yang cuman mampu mendirikan bangunan tanpa bisa mengisinya, cuman mampu membuat aplikasi indah yang 'lack of content'. Ayo mulai sekarang kita belajar menulis, belajar membagi pengetahuan untuk bersama-sama maju. Inget bang, mba kata-kata 'bersama'nya :D

Anjar Priandoyo
-sedang memaki-maki alumni yang mandul, sebelum akhirnya akan dimaki-maki-

Ketika cinta itu telah tiada

Dalam sebuah diskusi diwarung makan 'Flamboyan' didaerah Pandega. Penulis bertanya pada seorang rekan apa yang membuat seseorang kehilangan rasa cinta. Penulis yang sudah makan asam garam dalam petualangan cintanya menyimpulkan bahwa salah satu kegagalan dalam hubungan 'pacaran' adalah dikarenakan hilangnya rasa cinta. Hilangnya rasa cinta atau 'ilfil' (ilang feeling) dalam bahasa gaul adalah alasan terbesar seseorang atau malah sepasang orang yang dilanda asmara (pacaran) untuk putus

Pernah ada sebuah situasi dimana Wati (contoh) yang sudah berpacaran selama 2 bulan dengan Tono (contoh juga) mengungkapkan bahwa dia sudah gak punya feeling apa-apa lagi dengan Tono, kontan Tono sewot karena dia sudah 'I Live my Life for You'-nya Mr.Big sama Wati. Satu hal lagi, Wati ternyata tidak menjalin hubungan dengan lelaki laen. Situasi ini membuat Tono muakin sewot karena tidak adanya orang yang bisa disalahkan.

Kasus diatas adalah contoh kecil dimana ilfil bisa menjadi legitimasi seseorang untuk berhenti menjalin hubungan dengan seseorang. Hal ini menggelitik isi kepala penulis, kenapa hal ini bisa terjadi? faktor-faktor apa yang menyebabkan feeling seseorang bisa hilang? walaupun pertanyaan apa yang membuat seseorang punya feeling kepada kita juga sama sulitnya. sampe-sampe The Coors bilang 'What can i do to make you love me'

Dalam perspektif yang lebih luas, penulis juga semakin bertanya-tanya. Bagaimana kalo kasus 'ilfil' yang sulit dijelaskan ini terjadi dalam lembaga yang lebih sakral dan tertutup, misalnya pernikahan, bagaimana jika seorang istri telah kehilangan cinta kepada suaminya? apakah hubungan mereka terus dipaksakan?

meneruskan hubungan yang dipaksakan juga penulis rasa mustahil, karena yang terjadi adalah ketidaknyamanan, hidup dalam kepura-puraan dan keterpaksaan. Penulis jadi teringat pernyataan rekan makan dipecel lele tadi.

Bahwa 'Dalam suatu pernikahan, rasa cinta itu akan hilang dengan sendirinya, yang tersisa adalah rasa respect dan penghargaan kpd pasangannya' kalau penulis boleh tambahkan, yang tersisa adalah tekanan dan tanggung jawab membesarkan anak dan proteksi kultural dari masyarakat.

Kalau sudah begini, kalau cinta sudah pasti akan hilang, apa yang akan kita kejar?

Anjar Priandoyo
~yang sedang mempelajari makna cinta~

Ikomers goes to the Parang Tritis

Hari Kamis, 8 juli 2004 adalah hari yang berbahagia bagi komunitas ilmu komputer 2000. setelah sebelumnya pada rabu, 7 juli 2004, rekan mahasiswa Febrianto menyelesaikan ujian pendadaran skripsinya dengan judul "Interaksi manusia komputer dengan jaringan syaraf tiruan tatapan mata"(red: kurang lebih begitu karena penulis lupa) atau dikenal dengan Eye Gaze Tracking,

Bagi beberapa ikomers2000, pendadaran berlangsung menegangkan karena pertanyaan yang bertubi-tubi dari dosen Mujiyatna, Aniffudin Azis, Suprapto dan Widodo(selaku pembimbing). Walaupun ada beberapa pertanyaaan menggelitik seperti yang dilontarkan oleh dosen Widodo mengingat dari sample yang digunakan tidak ada sample perempuan sama sekali. Situasi pun menjadi lebih menegangkan karena 'killing field' yang dialami oleh febrianto juga akan dialami rekan-rekan mahasiswa yang laen. Sehingga ekspresi tertawa juga berlangsung miris mengingat 'pembantaian' yang pasti menimpan semua ikomers.

Dengan berakhirnya pendadaran ini febrianto akan menjadi lulusan tercepat pada angkatan 2000. Semoga ini dapat memacu rekan ikomers yang lain untuk segera menyelesaikan skripsinya (terutama saya sendiri).

Dalam rangka mengekspresikan kegembiraan tersebut, kami ikomers2000 mengadakan vacation ke pantai depok dan pantai parang tritis dengan tajuk "Ikomers2000 goes to beach, road to 2005 graduation" Acara ini disponsori dana 'patungan' seadanya dan telah berlangsung hari Kamis 8 Juli 2004 kemarin.

Sebanyak 1 SSK (satuan setingkat kompi) terdiri dari 30 satuan organik (rekan mahasiswa), 10 kendaraan taktis bergerak(motor) dan tak lupa 2 kendaraan pengangkut masal(mobilnya aan ma ayu) diberangkatkan menuju lokasi base pendaratan di Pantai Depok

Meski terjadi sedikit miskomunikasi dengan beberapa rekan, karena adanya informasi yang simpang siur mengenai jadwal peluncuran, bentrokan jadwal dengan pelepasan KKN dan beberapa agenda yang tidak bisa dihindari, Acara ini tetap terselenggara dengan baik.

Setelah proses makan-makan dilaksanakan, prosesi inti pelepasan alumni pertama angkatan 2000 dilaksanakan dengan menceburkan alumni febrianto kedalam laut selatan. Berdasarkan pengamatan penulis, rekan febrianto meronta-ronta dan memohon-mohon minta tolong karena peripheral pentingnya masih tersimpan lengkap disekujur tubuhnya.

Setelah prosesi penceburan selesai, ikomers memandang dengan 'puas' dan bangga. Kemudian acara dilanjutkan ke Parang Tritis.

Sekian laporan dari acara liburan ikomer2000, semoga angkatan-angkatan lain 'iri', rekan mahasiswa lain juga 'iri'. Dan bisa menggarap acara yang lebih baik dari acara ikomers2000. Meskipun kami tahu, kalian tidak bisa menandingi kami. heheheh(red: ini subyektif penulis tanpa mewakili angkatan)

Viva Ilmu komputer 2000, Viva Ilmu Komputer

Thursday, July 08, 2004

Kesepian...Syndrom Mahasiswa Tk Akhir

Beberapa hari yang lalu penulis merasakan suntuk yang amat sangat
karena skripsi yang 'menegangkan'. Selain tekanan dari keluarga,
ternyata dosen pembimbing juga memberikan tekanan dalam bentuk yang
lain dengan perbaikan yang katanya dengan misi demi pendadaran yang
baik. Juga berbagai pertanyaan pertanyaan tentang "kapan lulus?" atau
"skripsi sudah sampai mana?" dari rekan-rekan atau adik kelas yang
pura-pura ga ngerti atau emang ga ngerti bahwa itu pertanyaan sakral.
dan berbagai aktivitas lain membuat penulis merasa hidup segan mati
tak mau.

Disela-sela suntuk yang amat sangat itu, penulis merasakan bahwa tidak
aman jika tetap tinggal dikostan karena cenderung berperilaku
desktruktif dan negatif lainnya. Akhirnya penulis memutuskan
berkeliling jogja dengan motor seorang diri. Ya seorang diri.

Akhirnya perjalanan penulis berhenti pada sebuah warung didaerah
pogung lor yang menjual pecel lele. Sambil menikmati pecel lele
sendirian sambil melamun kapan ya penulis bisa punya 'pacar' sehingga
pecel lele tidak lagi berasa pecel lele (demikian konon orang yang
jatuh cinta menafsirkan). Atau lamunan tentang kemana teman-teman
penulis dimasa perjuangan dulu.

Hampir selesai makan malam penulis, ternyata salah satu rekan penulis
menghampiri dan ngajak ngobrol ngalor ngidul. Ternyata rekan penulis
tertawa saat melihat penulis makan sendirian sambil bertanya dalam
nada sarkasme "Kok makannya sendiri njar". Namun untung tidak terjadi
peristiwa pemukulan meski pertanyaan ini sangat menusuk hati penulis.
Sebab sebelumnya rekan penulis bercerita bahwa ia juga menemui
rekan-rekannnya yang baru aja pulang makan atau beraktifitas dan
ternyata sendirian. Dalam hati, penulis bergumam, ternyata banyak juga
yang masih jomblo nih heheheh.

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa syndrom kesepian adalah salah
satu dari sekian banyak syndrom yang dialami mahasiswa tingkat akhir.
Kondisi ini bisa dimaklumi karena rekan-rekan perjuangan terdahulu
telah memiliki kesibukan masing-masing, atau sengaja menyibukkan diri
dalam persoalannya masing-masing.

Seorang rekan penulis, kebetulan putri, yang sangat populer pada
eranya, banyak temen dimana aja, kesana kemari ada yang menyapa.
Ternyata mengalami syndrom yang sama, yaitu kesepian. Dari beberapa
kasus yang ditemui penulis dilapangan ternyata...syndrom ini menimpa
hampir semua mahasiswa tingkat 4. Baik orang yang sangat populer
seperti ketua Himakom misalnya ataupun mahasiswa biasa yang hidup
normal ternyata 'menderita' syndrom ini.

Tulisan ini berisi sedikit pendapat penulis tentang apa yang terjadi
dengan teman-teman dikampus. Bagaimana ini bisa terjadi dan bagaimana
mengatasinya.

KENAPA BISA KESEPIAN
Kesepian bisa didefinisikan (menurut pendapat penulis) sebagai suatu
kondisi dimana seseorang menyadari bahwa dirinya tidak dikelilingi
'sahabat', menyadari melakukan semua hal sendiri. Kata menyadari ini
penting karena tingkat kesadaran atau kesepian seseorang terhadap
suatu situasi berbeda-beda

Kesepian ini merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi. Apalagi bagi
mahasiswa, sebenarnya sejak awal mahasiswa memang menjumpai lingkungan
yang individual dan kondusif menjadi kesepian, namun karena pada
awal-awal karir didunia akademik, mata kuliah dan pembuatan keputusan
masih bisa dilakukan rame-rame. Maka situasi tingkat akhir ini
dirasakan menjadi sebuah dilema yang panjang.

Pada tingkat-tingkat akhir inilah ketika mahasiswa menyadari bahwa
banyak hal yang diluar kontrol dirinya. Ia mulai merasakan 'depresi'
yang berkepanjangan. Dalam porsi tertentu depresi diperlukan untuk
meningkatkan kinerja. Tapi beberapa kasus yang justru memberikan
dampak negatif adalah suatu hal yang tidak diharapkan.

TIPS (MENUNGGU MASUKAN)
1. Sadarilah bahwa hal ini merupakan hal yang wajar.
Sadarilah bahwa kesepian adalah kondisi yang tidak diharapkan semua
orang. Orang normal dikolong langit ini membutuhkan sahabat,
membutuhkan pujian, membutuhkan mimpi, membutuhkan musuh dan harapan.
Jadi janganlah semakin menambah beban bahwa ini adalah kesalahan kita
tidak bisa memantain emosi, atau kenapa tidak bisa menjalin
persahabatan

2. Sadarilah bahwa kita memiliki tingkat keterbatasan yang berbeda
Ada orang yang menyukai kesendirian, sementara ada orang lain yang
tidak suka kesepian. Kalau kita merasa bahwa kita adalah orang yang
suka 3P 'popularitas', 'party' atau 'pren' maka porsi kita akan
berbeda. Kita butuh lebih banyak 'sahabat' dalam hidup ini. Sementara
kalau kita meyakini bahwa terbiasa sendiri maka cobalah menambah
'sahabat' yang bisa kita ajak berbagi.

Kalau mau obyektif, meskipun tiap orang sejak lahir dimuka bumi ini
memiliki kecenderungan terhadap genre tertentu apakah dia termasuk
orang yang rame atau bukan. Dengan proses waktu perubahan-perubahan
karakter adalah hal yang sangat mungkin terjadi.

3. Gunakan kesempatan ini untuk menemukan diri Anda.
Ada beberapa profesi yang menuntut kesepian yang tinggi. Ekstremnya
pekerja di Mercu Suar, atau operator di Rig lepas pantai dan beberapa
pekerjaan lain menuntut hal ini. Dalam situasi seperti ini gunakan
kesepian ini untuk menemukan diri anda. Beberapa orang yang menyadari
situasi ini dan menggunakan kekuatannya untuk melewati hal ini
ternyata bisa mendapatkan banyak hal positif.

Raja Macedonia ketika ditanya putranya, Alexander, tentang apa itu
pemimpin, mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang kesepian. Maka
sedikit sekali orang yang mau menjadi pemimpin. Ini adalah contoh
bahwa orang yang bisa mengatasi kesepiannya malah bisa menjadi
pemimpin besar.

4. Berbagi...berbagi....berbagi
Berusahalah untuk berbagi dan terus berbagi, kemungkinan terhadap
situasi ini hanya dua, follow the stream atau fight the stream.
Mengikuti arus atau melawan arus. Dan konyolnya kita tidak tahu mana
yang terbaik bagi kita. Jadi alternatif yang paling baik adalah terus
berkomunikasi. Dan membaca artikel ini adalah salah satu contoh
praktis dari mengatasi kesepian

versi 0.0.1
komentar: yang udah mbaca kasi komentar ya, misalnya terlalu biasa,
kurang menggigit, tidak fokus, terlalu general. Ini dalam rangka
menyusun trilogy "Membangun bahtera pernikahan"

Anjar Priandoyo
-SedangMencariInspirasiUntukMenjadiPenulis-

Wednesday, July 07, 2004

Happy July

Minggu - minggu awal bulan juli ini diwarnai banyak kesempatan dan harapan, Seperti biasa aku selalu berdoa semoga diawal bulan, setelah gajian diSIC tentunya banyak hal baru dan pengalaman baru yang akan muncul dibulan ini.

Aji dateng ke Jogja, membuatku mau tidak mau harus re-scheduling jadwalku diSIC sehingga sampai saat ini aku mencoba hadir diruangan ini pada pukul 07.00 pagi dan pulang pukul 21.00

Beberapa kesempatan call for paper seperti Nawamitra dan SEE, memberi sedikit petunjuk bagiku untuk terus menulis, paling engga do something lah. Walaupun kenyataan yang terjadi dilapangan adalah rentang stress dan jenuh

Sempet ketemuan ma anak-anak TN. Liat baby-nya annisa...
tar aku lanjutin deh..lagi jenuh nih, walaupun sebenarnya banyak inspirasi. Soalnya banyak yang ngajakin chatting