Saturday, August 28, 2004

New Vision from a great leader!

Jumat, 28 Agustus 2004. Bu Enny datang ke Yogyakarta, dia menjadi pembicara workshop Sentra Pendidikan BRI se-Indonesia di Melia Purosani selama 2 hari, dan hari ini adalah hari terakhir berlangsungnya rapat yang beliau bilang sangat 'keras' dan melelahkan. Dan hari ini adalah salah satu hari keberuntunganku bisa bertemu kembali dengan sosok yang sangat aku kagumi ini.

inspiration..where are you

Wednesday, August 25, 2004

Esprit de Corps

Untuk menjadi kuat, orang harus berani!

A common spirit of comradeship, enthusiasm, and devotion to a cause among the members of a group. See synonyms at morale.
ETYMOLOGY: French : esprit, spirit + de, of + corps, group, body.
http://www.bartleby.com/61/52/E0215200.html

inspiration..where are you
Rencananya tulisan ini pengen dibuat untuk mengcounter komentar anak-anak di milis himakom yang katanya merasa rendah diri menjadi mahasiswa dikampus ndeso ini :(, tapi kok ga ada mood ya.

Wednesday, August 11, 2004

Yogyakarta-Purwokerto PP

Kost, Senin pagi 05.00 Anjar, nanti kita ketemuan di Purwokerto yah, nengokin Mbah kakung. katanya si mbah lagi sakit keras, malah udah ditangis-tangisin segala. Telepon dari Cirebon mengagetkan aku dan setengah sadar aku bilang
Ok, pak, ntar aku atur jadwal lagi...moga-moga aja bisa

Fasnet, Senin sore 18.00 Mas, gimana kalo hari selasa ga usah ada Fasnet dulu, soalnya kita baru ada acara, libur ya mas pinta siswa kelas office reguler

Terminal Giwangan, Selasa sore 16.00 kalo selasa, rabu, kamis, tarifnya 21.000 ribu mas. Kalo hari selaen itu 25.000 Deni, Psikologi 98 Sadhar, akhirnya menjadi teman diskusi yang menyenangkan sebelum aku bener2 ga sadhar karena pengaruh Antimo

Purwokerto, Selasa malem 21.00 Weidan, moso tekan dukuhwaluh 4000, rata2 kih 7000 mas. takon wae karo ojek ning kene Gila kupikir orang Purwokerto ini, lha orang mau naek ojek malah diomelin, kan hak tiap orang untuk nawar, walaupun kesalahanku membawa mental malioboro nawar hingga 1/4 terbawa sampe kota ini.

Rumah si mbah, Selasa malem 22.00 iki sapa...iki sapa... dan suasanapun menjadi haru

Yogyakarta, Rabu 10.30 Gila...gambling neh, jalur 15 atau jalan... jalur 15 atau jalan... asem jalan aja deh.

Life is speculation, isnt it?

Monday, August 09, 2004

Tulus berteman tanpa kepentingan

"Tolong kasi tau suami anda, saya Irfan tidak pernah sekalipun meminta sesuatu dari Pramono Anung, jadi tolong kasi tau suami anda angkat handphonenya, saya sudah 2 kali telepon dia dan sama sekali dia tidak mau mengangkat. Saya hanya ingin menanyakan kabarnya dan siapa tahu ada yang bisa saya bantu. Kalo memang dia gak mau berteman dengan saya ya sudahlah, tidak apa-apa"

Kemarahan Irfan, Country Manager Cisco System Indonesia ini adalah hal yang wajar karena Irfan memang bermaksud baik untuk menyambung tali silahturahmi antara dia dan teman alumni ITBnya. Namun Pramono Anung yang merupakan Wakil Sekjend DPP PDIP dan salah satu kandidat pemimpin Indonesia masa depan ini berprasangka bahwa Irfan menghubungi dia karena suatu kepentingan.

"Mendengar telepon saya itu, istrinya segera minta maaf dan 2 menit kemudian Anung langsung menghubungi saya, Sekarang Pramono Anung selalu menghubungi saya dan menanyakan bagaimana kabar saya, keadaan Cisco dan apapun mengenai keluarga"

Dalam skala yang berbeda contoh kasus ini mungkin bisa merefleksikan apa yang terjadi dimasa depan saat banyak rekan alumni kita yang menduduki posisi penting dan menjadi paranoid khawatir rekan alumni yang lain akan 'morotin' dirinya.

Dalam contoh yang lebih kecil dan nyata misalnya, saya hanya mengingat alumni yang bekerja sebagai programmer saat saya butuh bantuan untuk mengerjakan tugas kuliah saya yang belum selesai, selebihnya 'forget it'. Atau mengingat alumni yang tinggal di Jakarta, saat saya sedang butuh tebengan di Jakarta selebihnya 'siapa ya?'.

Saat ini saya bukan siapa-siapa dan saya tahu networking adalah hal yang sangat penting. Punya banyak teman dalam berbagai profesi dan jabatan strategis adalah suatu hal yang sangat menentukan masa depan kita kelak. Dan hal inilah salah satu
kekuatan terbesar yang kita punya.

Hanya saya khawatir, saya melupakan suatu hal yang lebih penting dibandingkan punya network. Saya ingin punya teman, yang memandang saya tulus bukan karena sesuatu yang saya miliki. Saya ingin jadi teman yang bisa menanyakan "bagaimana kabar ibumu sekarang" dengan tulus. Saya ingin bisa jadi teman yang mendoakan teman saya agar bisa meraih impiannya dan selalu mendapat ridho dari Sang Khalik. Saya ingin belajar tulus berteman.

Saya teringat Irfan bilang
"Didunia ini ada 2 hal yang penting yaitu keluarga dan teman, kelurga ga' akan meninggalkanmu, bapakmu selamanya adalah bapakmu, ibumu selamanya adalah ibumu. tapi teman tidak, teman bisa datang dan pergi. Dan persahabatan yang tulus lebih
berharga dari apapun"


Catatan:
Dituturkan langsung oleh Irfan Setiaputra dalam obrolan santai selama hampir 3 jam di Hyatt Regency Yogyakarta hingga detik-detik terakhir keberangkatan di Adi Sucipto. Untuk sebuah nasehat pentingnya ketulusan dalam persahabatan. Untuk sebuah
penghormatan akan arti kerja keras. Bersama sahabat saya di UGM, Habib Khodim.

Sunday, August 08, 2004

A sunday morning in SIC

Minggu minggu ini aku lagi sportmaniac, rabu ma jumat lari ke GSP. Trus barusan renang di UNY n untungnya kolamnya barusan dikuras jadi bersih banget. Cuman sayangnya dengan kadar kaporit yang bikin mata pedes banget. Harusnya siang ni ada acara sesi pemotretan di pantai Sundak bareng Ka Kian, Ondro ma Adi. Cuman gara-gara SIC jadi ga malah tertahan disini.

Minggu ini suasananya asyik banget, SIC yang tenang dengan background pohon di Farmasi trus gorengannya mba win (thanks so much) makin ngebuat suasana jadi 'peace' (mungkin aku asal ada makanan jadi peace ya).

Hari ini sepertinya segalanya mulai berubah, aku bisa dateng ke SIC sepuluh menit sebelum SIC buka. Jadwal yang kususun ga berjalan berantakan lagi. Sepertinya motivasi kemarin cukup membakar diriku untuk lebih disiplin nih.

Dengan suasana seperti ini, acara mencari inspirasi dan kontemplasi bisa berlangsung dengan sangat efektif. Semoga dengan ini akan ada format baru untuk blogku. Sayangnya blogku kurang pembaca :(

Saturday, August 07, 2004

Aku sudah wisuda to?

"...Selamat ya udah wisuda, tapi kok cepet banget sih..."
Sepenggal SMS dari mba'ku yang sedang ko-assistensi di RSCM mengejutkanku. Aku memang tidak memberi tahu mba'ku satu ini kalo 11 hari lagi aku wisuda. Aku malah bingung tau dari mana dia, mungkin ibuku mengabarinya beberapa hari ini.

Mba'ku mungkin satu dari sekian banyak orang yang terkejut ketika tahu aku akan lulus 19 agustus nanti. Malah ibuku sendiri baru kuberi tahu 2 minggu lalu, dan nampaknya reaksi mereka juga sama. Bengong.

Hari-hari yang berlangsung begitu cepat ini diwarnai keterburu-buruan yang berakibat kecerobohan dalam berbagai kegiatan penting. Bagaimana tidak, dari pendadaran yang sudah molor (cat: pendadaran 21 juli) dimana deadline seharunsnya 10 juli, hingga yudisium yang harusnya 20 juli justru baru selesai 26 Juli. Ternyata selesai tepat waktunya dan aku berkesempatan wisuda 19 agustus ini.

Jangankan ibuku, temen-temen dikampus banyak yang belum tau aku udah lulus yudisium. Hanya beberapa temen yang memang 'senasib', seperti mba Ayu ikom99 yang mengetahui derap langkahku didetik-detik terakhir dikampus ini. Selebihnya hanya informasi sekilas yang aku bilang "On progress, on progress"

Belakangan ini ketakutan akan masa depan semakin besar. Apalagi kalau melihat tantangan yang harus dihadapi kedepan, dengan semakin sempitnya lapangan kerja, semakin ketatnya kompetisi. Fiuhh aku memang harus jujur, kalo saat ini sangat takut. Tapi ini bukan berarti aku jadi mandul!

H-12 wisuda: inikah jalan hidupku?

Ini bukan masalah kemampuan atau kemauan, ini masalah kesempatan dan bagaimana memanfaatkannya

Sabtu ini mungkin akan jadi momen paling penting dalam hidup seorang Anjar, disela-sela penantian penuh kecemasan menjelang wisuda. Disela-sela begitu banyak pilihan dan diantara banyak keraguan.

3 hari yang lalu aku masih memutuskan untuk berkarir dalam dunia akademik hingga datang seorang dosen PTS di YK yang memberikan pencerahan baru tentang dunia akademik, dimana kesempatan dirinya untuk melakukan riset sangatlah terbatas.

Padahal pasca seminar SNATI 19 juli yang lalu, aku sudah sangat bersemangat memilih dosen sebagai jalan hidupku. Dimana banyak dosen-dosen muda yang tentunya sangat ambisius menganjurkan aku bekerja sebagai dosen.

Atau beberapa minggu yang lalu, saat seorang kawan lama menganjurkan aku untuk berkarir dibidang politik. Menurutnya aku punya potensi kepemimpinan yang bisa dikembangkan.

Dan hari ini, 3 jam aku mendengarkan petuah seorang country manager, lulusan terbaik dari jurusan terbaik di Indonesia dengan level 'kekuasaan' tertinggi saat ini. Membuatku harus mendefinisikan ulang arti kerja keras.