Monday, July 19, 2004

Cinta adalah proses memahami

Minggu malam, 18 Juli 2004

Malam ini adalah satu dari berbagai malam-malam terindah dalam hidupku, bukan saja karena malam ini aku satu-satunya lelaki yang pergi bersama Annisa, Genia, Melia dan Arifatul, untuk menghadiri pernikahan Bang Imam TN5 dengan Mba Ratna(Annisa CMIIW) digedung Diponegoro. Dan menikmati hidangan yang luar biasa tentunya (Knp dgn selera makanmu yang hilang Gen)

Bukan saja karena aku satu-satunya lelaki yang meminjam sandalnya masnya Annisa, nebeng disupirin Annisa, menyaksikan stelan merah Melia dan cardigan coklat Genia atau kebaya Arifatul dan Annisa(again Annisa CMIIW) dan mungkin bukan karena terperangahnya aku mendengar gosip-gosip terbaru tentang saudara-saudara ditanah rantau.

Bahagia rasanya bisa berjalan bersama saudara-saudaraku yang memahami apa yang kita alami selama 3 tahun di Magelang. Menjelaskan kenapa kadang kita ketakutan dengan kata 'berprestasi' kata 'terbaik' dan jargon-jargon khas TN lainnya.
...
Apa sih yang menjadi bahan obrolan setelah menghadiri acara pernikahan, dimana perempuan dan lelaki (single kecuali annisa) selain membicarakan satu tahapan yang kritikal dalam hidup kita. Pernikahan adalah topik yang sangat menarik dan tidak ada habis-habisnya.

"Cinta birahi hanya bertahan selama 2 tahun Njar" Annisa mengagetkanku dengan tanggapannya atas tulisan yang kumuat diguestbook ini (beberapa hari yg lalu dikomentari pungky). Statemen ini ditimpali dengan Melia, entah berdasarkan empiris atau analisa psikologinya bahwa angka 10 tahun adalah waktu untuk mempertahankan cinta.

Dan yang paling mengejutkan bahwa "Lelaki hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk melupakan kekasihnya" Melia kembali menambahkan dengan beberapa data statistik. Dan aku mulai sedikit 'ngeh' ketika Genia kembali mengingatkanku tentang dongengnya terdahulu dimana ada berbagai tipe cinta mulai, compasionate love, passion love, dll (CMIIW Genia)

Ketika tiba waktunya pulang, ada satu pernyataan yang menurutku sangat berkesan, apalagi diucapkan seorang Annisa, bahwa lelaki akan sangat sulit sekali dalam mengambil keputusan kapan untuk menikah, berbeda dengan perempuan yang 'cukup' dengan restu orang tuanya saja.

Ada benarnya juga, yang jelas berdiskusi dengan perempuan perempuan modern seperti mereka semakin membuka wawasanku bahwa cinta adalah suatu suatu proses mengenal dan memahami yang tidak akan pernah berhenti

Anjar Priandoyo
~Disela-sela kekagumannya malam itu~

No comments: