Saturday, July 10, 2004

Student key to Survive

Refleksi perjalanan empat tahun di Ilmu Komputer UGM

Di Amerika, dalam hal ini Stanford University. Universitas membagi jenjang kehidupan mahasiswanya dalam 4 tahapan yaitu Freshman, Sophomore, Junior, dan Senior,

penulis mencoba menganalogikan apa yang terjadi pada kampus kita dalam jenjang bertahap seperti diatas. Tulisan ini ditujukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang masih menuntut ilmu, baik tingkat 1,2,3,4 ataupun 'old senior'

Tahun Pertama
Tahun pertama adalah masa paling indah dalam kehidupan mahasiswa, bagaimana tidak... status sebagai mahasiswa yang KTMnya sah untuk minjem VCD jenis apapun, kebebasan dari orang tua (terutama yang kos), dan beraneka 'fasilitas' lain yang didapat sebagai mahasiswa membuat kehidupan ini serba indah. Bangun jam 10.00, jadwal kuliah yang kapan saja, dosen yang meminta kita mandiri, hingga kehidupan malam yang mengasyikan adalah gambaran kehidupan mahasiswa yang dalam tuntutan masyarakat yang begitu berat harus dapat menemukan jati dirinya. Tidak masalah apapun jati diri yang 'muncul' namun proses dalam penemuan itulah yang menjadi bagian terpenting

Eforia, mungkin juga kata yang paling tepat menggambarkan situasi seperti ini, terlebih lagi bagi mahasiswa yang gambling atau spekulasi modal nekad dalam memilih program studi.

Tahun Kedua
Tahun kedua adalah masa-masa bergaul yang menyenangkan, pada masa ini kita sudah mulai mengenal kemampuan kita. Sadar posisi kita, nilai kita, dosen mana yang menyebalkan dan mana yang membangun.

Realita nilai dua semester cukup menggambarkan bagaimana IPK kita kelak ketika lulus, atau minimal menggambarkan posisi kita diantara teman-teman yang lain. Realita bahwa mahasiswa yang meng-kopi catatan pada waktu ujian seringkali lebih berhasil dalam ujian adalah tekanan-tekanan batin bagi mahasiswa ditingkat ini.

Meskipun realita ini sudah bisa terlihat pada semester-semester awal. Akumulasi rasa muak akan sistem perkuliahan akan semakin memuncak pada tahap ini. Belum lagi ketika obyektivitas mulai bergeser menjadi sentimen dan emosional saat adik kelas tahun berikutnya hadir dikampus

Pada masa inilah identitas mahasiswa mulai dibangun, karakter mahasiswa yang 'cuma' kost-kampus-perpus, atau kost-mall-clubbing mulai terlihat. Banyak mahasiswa yang sebenarnya memiliki potensi justru memilih jalan yang lain, memilih dunianya sendiri.

Tahun Ketiga
Tahun aktualisasi, sang aktivis mulai menduduki jabatan penting, sang programmer mulai menunjukkan karyanya. Hasil coding selama berbulan-bulan. Sang penulis mulai menghasilkan karyanya.

Namun hidup tidak selamanya indah, beberapa orang yang mencoba berkarya seringkali menimpa kegagalan. Perusahaan-perusahaan anak ilmu komputer mulai berdiri pada tahun ini, Penulis mencatat perusahaan mahasiswa sejak angkatan 1995(sejauh penulis mengenal) tumbuh silih berganti.

Tahun Keempat
Tahun krisis, tahun ini ditandai dengan event besar yang harus ditangani secara mandiri, mulai KKN, KP, atau skripsi. Syndrom kesepian, post power syndrom hingga penyakit-penyakit batin yang lain menghantui mahasiswa.

Gimana tidak, kuliah sudah jarang. Waktu aktivitas yang sangat minim untuk bersama-sama mengharuskan mahasiswa menjadi seorang individual. Bagi beberapa orang seperti 'miss popular', pria terkenal menjadi tertekan dengan situasi seperti ini. Dan gilanya problem depresi ini hampir melanda semua mahasiswa tidak peduli dari elemen religius, progresif, konservatif dan if atau isme lainnya.

Penutup
Tiap-tiap tahun didunia kampus adalah warna tersendiri yang tidak akan pernah hilang.
to be continued, still draft

No comments: