Thursday, July 08, 2004

Kesepian...Syndrom Mahasiswa Tk Akhir

Beberapa hari yang lalu penulis merasakan suntuk yang amat sangat
karena skripsi yang 'menegangkan'. Selain tekanan dari keluarga,
ternyata dosen pembimbing juga memberikan tekanan dalam bentuk yang
lain dengan perbaikan yang katanya dengan misi demi pendadaran yang
baik. Juga berbagai pertanyaan pertanyaan tentang "kapan lulus?" atau
"skripsi sudah sampai mana?" dari rekan-rekan atau adik kelas yang
pura-pura ga ngerti atau emang ga ngerti bahwa itu pertanyaan sakral.
dan berbagai aktivitas lain membuat penulis merasa hidup segan mati
tak mau.

Disela-sela suntuk yang amat sangat itu, penulis merasakan bahwa tidak
aman jika tetap tinggal dikostan karena cenderung berperilaku
desktruktif dan negatif lainnya. Akhirnya penulis memutuskan
berkeliling jogja dengan motor seorang diri. Ya seorang diri.

Akhirnya perjalanan penulis berhenti pada sebuah warung didaerah
pogung lor yang menjual pecel lele. Sambil menikmati pecel lele
sendirian sambil melamun kapan ya penulis bisa punya 'pacar' sehingga
pecel lele tidak lagi berasa pecel lele (demikian konon orang yang
jatuh cinta menafsirkan). Atau lamunan tentang kemana teman-teman
penulis dimasa perjuangan dulu.

Hampir selesai makan malam penulis, ternyata salah satu rekan penulis
menghampiri dan ngajak ngobrol ngalor ngidul. Ternyata rekan penulis
tertawa saat melihat penulis makan sendirian sambil bertanya dalam
nada sarkasme "Kok makannya sendiri njar". Namun untung tidak terjadi
peristiwa pemukulan meski pertanyaan ini sangat menusuk hati penulis.
Sebab sebelumnya rekan penulis bercerita bahwa ia juga menemui
rekan-rekannnya yang baru aja pulang makan atau beraktifitas dan
ternyata sendirian. Dalam hati, penulis bergumam, ternyata banyak juga
yang masih jomblo nih heheheh.

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa syndrom kesepian adalah salah
satu dari sekian banyak syndrom yang dialami mahasiswa tingkat akhir.
Kondisi ini bisa dimaklumi karena rekan-rekan perjuangan terdahulu
telah memiliki kesibukan masing-masing, atau sengaja menyibukkan diri
dalam persoalannya masing-masing.

Seorang rekan penulis, kebetulan putri, yang sangat populer pada
eranya, banyak temen dimana aja, kesana kemari ada yang menyapa.
Ternyata mengalami syndrom yang sama, yaitu kesepian. Dari beberapa
kasus yang ditemui penulis dilapangan ternyata...syndrom ini menimpa
hampir semua mahasiswa tingkat 4. Baik orang yang sangat populer
seperti ketua Himakom misalnya ataupun mahasiswa biasa yang hidup
normal ternyata 'menderita' syndrom ini.

Tulisan ini berisi sedikit pendapat penulis tentang apa yang terjadi
dengan teman-teman dikampus. Bagaimana ini bisa terjadi dan bagaimana
mengatasinya.

KENAPA BISA KESEPIAN
Kesepian bisa didefinisikan (menurut pendapat penulis) sebagai suatu
kondisi dimana seseorang menyadari bahwa dirinya tidak dikelilingi
'sahabat', menyadari melakukan semua hal sendiri. Kata menyadari ini
penting karena tingkat kesadaran atau kesepian seseorang terhadap
suatu situasi berbeda-beda

Kesepian ini merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi. Apalagi bagi
mahasiswa, sebenarnya sejak awal mahasiswa memang menjumpai lingkungan
yang individual dan kondusif menjadi kesepian, namun karena pada
awal-awal karir didunia akademik, mata kuliah dan pembuatan keputusan
masih bisa dilakukan rame-rame. Maka situasi tingkat akhir ini
dirasakan menjadi sebuah dilema yang panjang.

Pada tingkat-tingkat akhir inilah ketika mahasiswa menyadari bahwa
banyak hal yang diluar kontrol dirinya. Ia mulai merasakan 'depresi'
yang berkepanjangan. Dalam porsi tertentu depresi diperlukan untuk
meningkatkan kinerja. Tapi beberapa kasus yang justru memberikan
dampak negatif adalah suatu hal yang tidak diharapkan.

TIPS (MENUNGGU MASUKAN)
1. Sadarilah bahwa hal ini merupakan hal yang wajar.
Sadarilah bahwa kesepian adalah kondisi yang tidak diharapkan semua
orang. Orang normal dikolong langit ini membutuhkan sahabat,
membutuhkan pujian, membutuhkan mimpi, membutuhkan musuh dan harapan.
Jadi janganlah semakin menambah beban bahwa ini adalah kesalahan kita
tidak bisa memantain emosi, atau kenapa tidak bisa menjalin
persahabatan

2. Sadarilah bahwa kita memiliki tingkat keterbatasan yang berbeda
Ada orang yang menyukai kesendirian, sementara ada orang lain yang
tidak suka kesepian. Kalau kita merasa bahwa kita adalah orang yang
suka 3P 'popularitas', 'party' atau 'pren' maka porsi kita akan
berbeda. Kita butuh lebih banyak 'sahabat' dalam hidup ini. Sementara
kalau kita meyakini bahwa terbiasa sendiri maka cobalah menambah
'sahabat' yang bisa kita ajak berbagi.

Kalau mau obyektif, meskipun tiap orang sejak lahir dimuka bumi ini
memiliki kecenderungan terhadap genre tertentu apakah dia termasuk
orang yang rame atau bukan. Dengan proses waktu perubahan-perubahan
karakter adalah hal yang sangat mungkin terjadi.

3. Gunakan kesempatan ini untuk menemukan diri Anda.
Ada beberapa profesi yang menuntut kesepian yang tinggi. Ekstremnya
pekerja di Mercu Suar, atau operator di Rig lepas pantai dan beberapa
pekerjaan lain menuntut hal ini. Dalam situasi seperti ini gunakan
kesepian ini untuk menemukan diri anda. Beberapa orang yang menyadari
situasi ini dan menggunakan kekuatannya untuk melewati hal ini
ternyata bisa mendapatkan banyak hal positif.

Raja Macedonia ketika ditanya putranya, Alexander, tentang apa itu
pemimpin, mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang kesepian. Maka
sedikit sekali orang yang mau menjadi pemimpin. Ini adalah contoh
bahwa orang yang bisa mengatasi kesepiannya malah bisa menjadi
pemimpin besar.

4. Berbagi...berbagi....berbagi
Berusahalah untuk berbagi dan terus berbagi, kemungkinan terhadap
situasi ini hanya dua, follow the stream atau fight the stream.
Mengikuti arus atau melawan arus. Dan konyolnya kita tidak tahu mana
yang terbaik bagi kita. Jadi alternatif yang paling baik adalah terus
berkomunikasi. Dan membaca artikel ini adalah salah satu contoh
praktis dari mengatasi kesepian

versi 0.0.1
komentar: yang udah mbaca kasi komentar ya, misalnya terlalu biasa,
kurang menggigit, tidak fokus, terlalu general. Ini dalam rangka
menyusun trilogy "Membangun bahtera pernikahan"

Anjar Priandoyo
-SedangMencariInspirasiUntukMenjadiPenulis-

No comments: