Friday, July 09, 2004

Kenapa kita harus menulis

Dua atau tiga hari yang lalu penulis berkesempatan chatting dengan salah satu alumni ilmu komputer. Alumni ini dikenal sebagai orang yang enerjik dan ceria, tentunya dengan kemampuan komunikasi yang handal. Penulis terkesan dengan cara berpikirnya yang maju dan keberaniannya dalam bersikap. Dialog antara kami berdua berlangsung seru dan tertunda-tunda karena penulis harus bertugas melayani customer di SIC. (perhatian ini bukan contoh yang bagus korupsi waktu dalam pekerjaan)

Dari dialog panjang ini, penulis 'dibantu' dalam menemukan visi penulis setelah menyelesaikan pendidikan dikampus ini. Terus terang penulis sangat terbantu dengan masukan yang diperoleh dan tentu saja silahturahmi menjadi lebih dalam. (Silahturahmi ini bisa diartikan bermacam-macam baik dalam bisnis atau politis :P). Penulis juga sangat terbantu secara 'moril' karena 'best practice'nya, 'case study'nya itu pada lingkungan yang memang kita kenal dan kita alami sehari-hari.

Namun (namanya juga tulisan opini) penulis merasakan sedikit kecewa kenapa rekan-rekan alumni tidak meluangkan sedikit waktunya untuk merepresentasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan.

Banyak hal yang bisa ditulis dan dishare, yang sebenarnya sangat menarik, sangat usefull, dan tentunya memperkaya pengetahuan kita masing-masing. Sebagai penulis pernah berdialog dengan bebeberapa alumni di Jakarta tentang jam kerjanya dari 07.30-18.00, atau jenjang kenaekan pangkat dibeberapa perusahaan MNC yang sering njelimet (baca: di'kuda'in ma orang asing) atau dialog tentang prospek pekerjaan di Yogyakarta.

Penulis kira, masalahnya bukan 'kesediaan' rekan alumni untuk dapat menulis. Karena sejauh ini penulis bertanya tentang bagaimana kehidupan alumni, dari yang paling sensitif seperti pekerjaan hingga paling pribadi seperti pernikahan, tanggapan mereka sangat intens dan sangat membangun. Justru penulis melihat hal ini karena 'ketidakmampuan' alumni dan masyarakat terdidik kita pada umumnya untuk menulis dan menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan.

Suatu ketika penulis terkesan sekali dengan apa yang dilakukan oleh Agro Rahmatullah, rekan kita ini mahasiswa ilmu komputer 2002, sangat smart dan charming. Penulis berkenalan dengan beliau lewat salah satu mata kuliah yang diampu oleh dosen Agus Sihabudin

Rekan agro, seperti tertuang dalam websitenya, telah menulis beberapa artikel mengenai apa yang telah ia kerjakan seperti Clips dan .NET, meskipun menurut saya agro bukan tipe orang yang 'banyak omong' tapi ia mampu menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan yang sangat konstruktif.

Penulis kira, tuntutan untuk mampu menulis adalah tuntutan umum masyarakat modern. Menulis adalah fondasi dasar masyarakat yang ingin maju. Saya kira ironis sekali disaat kita berbicara 'knowledge management', 'knowledge sharing' (penulis dikenalkan istilah ini oleh seorang alumni) justru kita tidak mampu menciptakan knowledge itu sendiri

Pedih rasanya hidup dalam bangsa 'tukang', yang cuman mampu mendirikan bangunan tanpa bisa mengisinya, cuman mampu membuat aplikasi indah yang 'lack of content'. Ayo mulai sekarang kita belajar menulis, belajar membagi pengetahuan untuk bersama-sama maju. Inget bang, mba kata-kata 'bersama'nya :D

Anjar Priandoyo
-sedang memaki-maki alumni yang mandul, sebelum akhirnya akan dimaki-maki-

No comments: