Tuesday, July 13, 2004

Makna kedewasaan

Ketika nilai ujian diumumkan, ternyata nilai mata kuliah yang telah kuulang sebanyak 3 kali hanya mendapat nilai C, sedangkan temanku, yang tidak pernah kuliah sama sekali. Mungkin hanya 2 kali itupun karena ujian malah mendapat nilai B. Dalam kekecewaan dan kemarahan menghadapi kenyataan ini, Akupun mencoba menyalahkan dosen yang memberikan nilai tidak semestinya. Namun melihat hal ini seorang rekanku hanya menjawab enteng "Njar, dewasa dikit dong, ngapain kamu ngomel-ngomel seperti itu"

Dalam kasus yang lain seperti lamaran kerja, proposal tugas akhir hingga masalah cinta dan keluarga. Kata 'dewasa' adalah kata yang paling sering kudengar dalam bait-bait nasehat saat aku menghadapi keterpurukan hidup. Kata-kata ini seakan menjadi kata sakti yang menghambat semua 'potensi' perlawanan yang kita miliki. Benarkah hal ini yang terjadi, apa sih makna kedewasaan itu?

Kata-kata 'dewasa' hanya terdengar saat kita ditimpa kesedihan. Serta merta otak kita melawan bahwa kita tidak boleh sedih. Dalam bahasa lain "Orang dewasa tidak boleh sedih", "Orang dewasa harus menjalani hidupnya dengan tabah dan berani", "Orang dewasa tidak boleh menangis".

Aku tidak setuju dengan pendapat diatas, setiap orang berhak merasakan kesedihannya, merasakan sakit hati karena kegagalannya mendapatkan nilai baik, merasakan patah hati saat cintanya ditolak

Ada benarnya bahwa justru kedewasaan itu timbul karena sikap kita yang bisa memahami dan menerima apa yang kita rasakan, diri kita apa adanya(asertif), bukan membohong-bohongi diri kita bahwa kita tidak merasakan kepedihan hati.

Sedih, Kecewa dan menangislah...
lalu Bangkit, Bangkit dan Bangkit lagi

No comments: