Wednesday, November 24, 2004

migrasi ke blogdrive.com

Mulai saat ini saya akan menggunakan Blogdrive sebagai tempat blog saya yang baru. Dengan pertimbangan blogdrive lebih mudah dikustomisasi dan yang paling penting jauh lebih cepat. Jadi kali lain kalau ingin mengunjungi blog saya bisa lansung ke http://priandoyo.blogdrive.com

Wednesday, November 10, 2004

Dan terik pun kan berlalu

Hari ini Jakarta mendung. Tumben-tumbennya padahal matahari selalu sombong bersinar. Kota ini memang aneh, lha bapak dikampung sudah cerita berkali-kali kalau di sana hujan sudah turun dengan deras. Kenapa di sini langit selalu terik dan tiada bulir-bulir hujan yang berserak. Kipas angin yang kubeli diloakan keliling tidak mampu mengurangi rasa gerah yang menjalar, belum lagi kalau mendengar suara berderit yang meyayat telinga. Gerah, gerah, mbok ya Tuhan ini adil dengan hambanya gerutuku dalam hati.

Hari ini aku sempatkan main ke kost Mbak Yu-ku. Tempatnya tidak jauh dari sini, hanya sekali naik metromini dan sekali naik bis gede, nanti turun di gang tembok, disamping hotel bertingkat yang tinggi sekali.
"Awas hati-hati sama copet, jangan lupa bawa plastik barangkali kamu muntah",
Mbak Yu-ku mengingatkan. Heran kenapa dia selalu menasehati akan hal-hal kecil seperti itu.

Ranitidin dan Antisada generik yang diberinya minggu lalu masih saja kubawa.
"Ini mbak ambil di puskesmas, gratis kok, eh sebenarnya kalo harus mbayar
itu cuman 4000 rupiah"
"terus minumnya gimana?"
"Pokonya jangan dicampur, tiap kali minum satu jenis obat aja. Itu efeknya saling menghilangkan"

Mbak yu ku sibuk sekali tahun ini, senin sampai jumat dia koas di rumah sakit, sabtu minggu masih harus njaga klinik.
"Lha lumayan eh dhe. 10 jam njaga dapet 75.000 rupiah"
"hiya lumayan, mending dari pada honor jaga warnet"
"itu cuman untuk 10 pasien pertama, kalau lebih dari 10, tiap pasien
dihargai 10.000 rupiah. Mbak pingin nabung"
Mbak pernah cerita, kliniknya itu di dekat terminal besar di Jakarta. Lumayan jauh dari kostnya, dan lumayan letih, tapi mending katanya dari pada di rumah sakit, liat pasien kecelakaan, penyakit aneh-aneh, malah mbikin dia mual.

"Aku bingung dengan rencana untuk tahun depan dhe. Pengennya ambil specialist, tapi mahal sekali. Bapak dirumah pasti tidak akan setuju. Lagian moso mbak terus-terusan sekolah ngabisin uang"
Mbak yu membuka pembicaraan diruang tamu kostnya. Rencananya lainnya dia pingin langsung PTT, moga-moga bisa dapat yang deket sama rumah di kampung, selanjutnya daftar pegawai negeri, jadi dokter beneran di rumah sakit.

Wealah jadi dokter aja kok susah sekali, sudah kuliahnya lama, bekerjanya juga tidak pasti. Mana ada sih orang yang mau pergi kedaerah, penghasilan kecil, gumamku dalam hati. Mbak ni memang aneh. Dia sering bingung, mungkin sama juga seperti aku yang sering gundah menghadapi persoalan hidup ini.

"Ke Singtete saja, itu di perbatasan Malaysia, disana air sulit, kamu harus kesungai dan bisa-bisa disamber buaya kamu".
Ah singtete atau Sing Tete atau ...ah dimanakah itu, negeri ini luas sekali haruskah mbak yu ku pergi kesana.

"Ibu gimana?"
"Apanya yang gimana?"
"Katanya kena kanker rahim.."
"...mmmm engga kok, dia cuman kena mioma. Mioma itu tumor jinak. untungnya yang tidak bertangkai..."
"Lha terus gimana?"
"Ya ditunggu aja, paling sekarang rajin minum kunir putih. Dulu beli di Jogja khan. Mungkin cocok."
Aneh...mbak yu ku semakin aneh, ibuku juga aneh. Lama sekali dia tidak pernah menjengukku waktu kuliah. Tiba-tiba dia datang, bilang kena tumor rahim. Sudah cuman datang sehari, ndak nginap, trus pergi begitu saja.
"Tiketnya jangan sampai lupa. Nanti kamu pulang duluan khan. Mbak pulang sorenya, nanti setelah berbenah di klinik. Hati-hati ya"
Mbaku setengah berteriak dari balik jendela kostnya mengingatkanku. Aku menoleh sebentar sambil mengangguk-angguk, meninggalkan kostnya..

Kenapa hari ini cepat sekali berlalu. Bayangan mbak yu yang kukagumi dan ibu yang sedang sakit itu juga berlalu meninggalkanku. Nampaknya hujan akan segera turun dan terik akan berlalu
---
senja di ramadhan ke duapuluh dua.

Saturday, November 06, 2004

Mimpi-mimpi

Hari ini aku baru pulang kost menjelang pukul 19.00, tadi ada acara buka puasa bersama di kantor. Biasanya kami berempat anak kost mbeli makanan bareng-bareng terus dilanjutkan nongkrong dilantai dua sambil melihat orang-orang yang lalu lalang. Teguh yang kebetulan hari ini tidak kerja lembur menemani aku ngobrol.
"Asem guh...tadi malem aku mimpi ketemu keluarga di Cirebon. Dan entah ini sudah mimpi keberapa belakangan ini. Ngopo yo? kok ngene terus."
"Wealah bukan kamu aja kok njar. Aku ae udah 3 hari ini ngimpi udah ada di rumah. Itu biasalah, yang namanya udah tinggal seminggu-dua minggu lagi mesti kebawa-bawa pengen pulang"
“Hahaha…awakmu sing serem tak kira gak kangen karo omah!”
“He njar aku tuh udah lama disini, yang namanya kangen ma orang rumah tuh memang sampe terbawa-bawa mimpi. Gak heran”

Malam itu kami berdua melanjutkan ngobrol ngalor ngidul, memang ga sempet taraweh karena selain kekenyangan makan aneka masakan sepuasnya di restoran Padang, Teguh juga baru pulang kerja. Maklum orang seperti dia yang kerja di pengecatan kendaraan, siang terik mesti ngecat plat-plat mobil yang baru keluar dari oven panas.
“Udah beli makan belun jar? Aku udah tadi sama Said ditempat biasa”
“Belum eh, tar nunggu Sugi aja. Masi males banget nih.”
“Mending beli sekarang aja, ntar sahur tinggal bangun, makan, tidur lagi. Daripada harus keluar lagi. Males eh”
“Ntar deh, nunggu Sugi.”

Nampaknya hingga pukul 20.30 Sugi tidak juga kunjung datang, tumben biasanya supervisor macem mereka lebih santai. Lebih baik aku pergi sekarang, kebetulan Said juga pingin pergi. Shiftnya memang malam ini, bergantian dengan Teguh.
“Aku lewat sini ya. Sampai ketemu besok. Ati-ati kepalamu tuh jangan kena besi lagi”
“Hahaha, iya iya, udah gak apa-apa kok sekarang”
Mau gak mau aku harus beli makan untuk sahur. Biasanya ibu kost akan membuatkan makan dan kita akan membayar seminggu sekali. Tapi hari ini ibu sepertinya sedang tidak enak badan. Sudah sejak petang dia mengingatkan pada kami untuk membeli makan diluar.

03.15 Alarm yang kupasang di HP berbunyi, masih banyak waktulah aku pikir. Dan sambil mematikan HP aku terus melingkar menikmati sejuknya pagi. Ah…nikmatnya, seperti dirumah sendiri…mmmm.
“Anjar…bangun sahur gak”
“Eh Sugi, iya nih ntar lagi deh, aku udah beli makanan kok”
“Ayo lah bareng-bareng dikamerku sekalian nonton TV”
Menu sahur ini ayam goreng, dengan bumbu pecel, tak lupa lalapan yang kedua-duanya gak kumakan. Khawatir sakit perut, dan memang beberapa hari yang lalu sempat kena diare yang mungkin salah satu penyebab adalah makanan ini.

Sebenarnya mata ini masih sangat berat gara-gara nonton film tadi malam hingga lewat tengah malam. Kupaksakan suap demi suap…dan akhirnya selesai juga. Tayangan pelawak ditelevisi tidak terasa lucu lagi. Nampaknya semua terasa dingin, aku masih membayangkan acara buka puasa bersama kemarin.

“Gi…aku langsung tidur lah, ngantuk banget”
“Lah…ini njar masi ada, ga mau?”
Aku langsung kembali ke kamar, menyalakan kipas angin dan kembali tidur, memang tidur abis sahur rasanya enak sekali. Dalam mimpi serasa aku sudah ada dirumah, dikamar kesayanganku. Ibu menyambut kedatanganku dengan menyiapkan ayam goreng, yang kali ini lebih besar dengan bumbu favoritku. Disitu tampak kakak dan adikku yang juga sedang menikmati ayam goreng yang lebih besar.

Sampai akhirnya siang ini aku baru tersadar bahwa ada hal yang penting yang kulupa.
“Waduh rupanya tadi sahur aku belum minum nih, pantes tenggorakan rasanya seret sekali…Tapi ini mimpi atau bukan ya.”

-----
ramadhan ke duapuluh dua

Friday, November 05, 2004

Narcolepsy?

Definisi kasar: Penyakit gampang tidur lawannya insomnia, penyakit dimana orang bisa tidur sangat banyak sekali, bisa sampai >20jam sehari. Bisa tidur saat sedang jalan, naik motor, atau memimpin rapat. Penyebabnya beragam bisa dari psikologis maupun fisik, menyerang siapa saja dan tidak tergantung umur.
***
Disini udah pernah dibahas tentang Narcolepsy lum? aku sharing sedikit yah. Buat yang pernah nonton film Rat Race (Komedi) kisah tentang balapan unik antara beberapa orang untuk menuju suatu lokasi, siapa yang pertama kali mendapatkan sejumlah uang, yang sebenarnya peserta balapan tadi jadi objek taruhan suatu klub judi. Di film ini ada seorang tokoh yang yang diperankan Rowan Atkinson a.k.a Mr Bean dimana waktu dia lagi lari beliau bisa langsung tertidur, ditengah jalan pula.

Karena itu di Film, aku gak begitu percaya sampai suatu hari aku ketemu pasien Narcolepsy tercatat pertama di Indonesia. Konon penderita Narcolepsy kelas wahid memang bisa tertidur saat sedang berjalan atau mengendari motor, kebetulan dikampus saya tiba-tiba booming penyakit ini, jadi saya pengen cerita banyak tentang hal ini.

Secara fisik, ada bbrp pasien narcolepsy yang memiliki gangguan pada fungsi paru-paru dan pernafasannya. Tapi ada juga yang ketika menjalani test tidur, diketahui memiliki tingkat mimpi hingga belasan, orang normal memiliki tingkat mimpi 1-2 semalam

Tercatat bahwa bbrp pejabat perbankan mengidap penyakit ini dan harus berobat di Singapura, dan kebetulan saya melihat liputannya di TransTV tentang penyakit ini

Memang ada sejenis obat yang bisa gak tidur 3 hari, dan itu biasanya dikasih saat therapy. Kalo untuk obat mungkin mahasiswa banyak tahu jenis2 obat yang dipake buat doping begadang

*) sebenarnya pengen nulis banyak, tapi ..., mungkin informasi detailnya bisa di browse di google, kalo di IRC setahu saya ada chat roomnya, antar persatuan orang tua yang anaknya menderita Narcolepsy. Silahkan dijadikan wacana, karena GangguanSleep itu ga mesti insomnia aja, tapi ada macem-macem. Dulu saya pernah konsultasi ke Psikolog khawatir saya stres, tapi konon kata psikolognya (di GMC lho, gratis) orang yang stress justru seringnya insomnia., kalo gampang tidur sih kemungkinan ga stress.

Review satu bulan bekerja

Hari ini telah lewat 1 bulan bekerja sebagai application support yang merupakan pekerjaan pertamaku setelah lulus kuliah. Pelajaran berharga yang didapat ternyata bukan masalah line Clipper atau bagaimana meremote komputer. Tapi lebih banyak tentang diri dan komunikasi dengan orang lain.

Sikap individual di dunia kerja lebih jelas terlihat karena pada pekerjaan ini setiap orang memang bekerja lebih secara mandiri dengan client yang diamanahinya, jangan bandingkan dengan pekerjaan develop software atau sebagai staff EDP disebuah perusahaan. Kadang secara ekstremnya dituturkan oleh seorang rekan senior bahwa bahkan kepada rekan beda lajur meja sama sekali tidak ada komunikasi. Ya itulah industri IT, dan lebih khususnya outsourcing IT. Dimana kurang keterlibatan secara emosional dengan rekan-rekan satu tim. Dimana terkadang lebih nyaman untuk pop up dan sent email pada rekan yang lain.

Dongeng yang lain tentang dunia kerja adalah komunikasi, sedikit berbeda jika didunia kuliah rekan-rekan yang umumnya sebaya dan punya kehidupan yang hampir sama. Maka hambatan berkomunikasi dirasakan menjadi-menjadi saat menyadari bahwa beberapa rekan telah berkeluarga, pusing memikirkan istrinya, dan banyak tantangan lain yang tidak terbayang. Sepertinya cukup sulit melepaskan dari kenyataan bahwa ini tempat kerja bung! bukan tempat maen dan seneng-seneng seperti di kuliah.

Masalah karir ternyata sepenuhnya adalah pilihan, aku cukup beruntung bisa masuk di akhir tahun. Karena bisa melihat proses assesment dan review untuk rencana tahun kedepan. Biasanya dimulai bulan november ini. Ternyata orang tidak hanya dilihat dari bagaimana kemampuan teknisnya tapi juga kemampuan managementnya. Bagaimana dia melaporkan suatu kejadian, membuat progress report

Wednesday, November 03, 2004

lowongan dosen

Setelah musim penerimaan untuk PNS departemen maupun non departemen sekarang giliran dosen. Kalau PNS diwarnai berita bahwa kelak seleksi serempak dilaksanakan tanggal 24 November. Maka lowongan dosen ditandai dengan
Deadline: 10 Nopember 2004
Disini bisa terlihat dibeberapa universitas bahwa lowongan untuk ilmu komputer masih cukup besar.

Namun ada bbrp sentimen dari universitas 'besar' yang mengatakan bahwa sulit bagi pendaftar non-alumni mendaftar menjadi dosen. Hal ini tidak selamanya benar, karena Dekan Ilmu komputer UI sendiri sebagaimana diposting rekan Narpati adalah alumni Matematika UGM. Sehingga benar bahwa semuanya itu berpulang kepada kinerja masing-masing perorangan.

Saya jadi teringat salah satu artikel yang ditulis Rhenald Kasali di Tabloid Kontan, (dikasi tau narpati) bahwa di Amerika sendiri 'disarankan' jika alumni suatu PT tidak mengajar di PT almamaternya. Sehingga memungkinkan wacana yang lebih luas dari pihak lain. Jadi sarannya segeralah daftar dosen di Universitas lain untuk menambah kualitas pendidikan di Indonesia :)

catatan:
list ini sekedar brief, untuk lebih jelasnya bisa browse langsung kesitusnya.

Universitas Trunojoyo - Bangkalan
Institut Teknologi Sepuluh November - Surabaya
Universitas Brawijaya - Malang
Universitas Negeri Malang - Malang
Universitas Negeri Sebelas Maret - Surakarta

Monday, November 01, 2004

kurindukan dirimu

Pagi ini Yuni marah
ibunya tidak membelikan boneka barbie kesukaannya
padahal janji akan membelikan sesudah gajian tiba
Siang ini Udin menangis
telinganya berdenging karena bunyi petasan
tapi mereka tetap tertawa melihatnya
dan ojek sepeda itu
nampaknya dia masih terus bergumam sepanjang sore

Denting waktu mengalun begitu cepat
Entah mengapa selalu kutemukan kisah ini pada matamu
duhai relung waktu
berilah aku sedikit kesempatan

Friday, October 29, 2004

Temanku di TNI

Waktu SMP, saya gak punya keinginan sama sekali menjadi tentara, walau yang namanya jaman SMP suka maen pramuka pramukaan mpe ke cibubur segala, ga ada tuh perasaan pengen jadi aparat. Padahal jaman masi ingusan dulu di kampung saya di Cirebon yang namanya pramuka tuh maen tampar-tamparan bahkan tendang-tendangan segala

Segalanya berubah ketika saya masuk TN, saya yang kalo baris biasanya deret2 paling belakang ini mulai mencintai dunia militer. Waktu kelas 1 ngebet banget pengen masuk marinir, entah pertimbangannya apa yang jelas, sepertinya keren sekali kalo diruang bersama cerita-cerita kalo pengen jadi Catar. "Mau jadi apa nanti bang?", " "jadi Catar de" wah bangga sekali rasanya bisa njawab seperti itu.

Kemudian naik kelas 2 mulai menjumpai realita, nilai-nilai pelajaran yang menurut skala di kelas tergolong kaum tertindas semakin memperkuat cita-cita menjadi aparat, wah ntar kalo da jadi letnan dua khan enak, ga perlu blajar yang aneh-aneh lagi. Trus seneng banget bakal punya anak buah, berjuang demi bangsa dsb dkk. Perasaan ini makin besar ketika melihat rekan-rekan calon 'sipil' yang cenderung ga tertib, males
olahraga dll. Jawabnya enteng aja, "lha aset sipil terpenting itu otak pak, kita khan ga perlu olahraga yang berat-berat, kaya catar aja"

Kemudian menginjak kelas tiga, ketika mulai ada 'diskriminasi' yang datangnya dari pihak sekolah, seperti jadwal tertentu untuk berenang dikolam, atau lari ekstra boulevard, maupun yang datangnya dari panggilan hati. "wah minggu-minggu begini harus lari-lari, ini demi masa depan'. Waktu itu semangat yang saya rasakan begitu besar, seakan semua beban berat tidak terasa, lari-lari keliling kampus juga terasa ringan. Walaupun ada sisi jeleknya juga, "eh ini jam 22.00 malem, ayo tidur, catar kan ga boleh cape-cape"

Singkatnya, setelah melewati berbagai seleksi yang melelahkan, bahkan tinggal 1 kali lagi di tingkat pusat. Saya dinyatakan 'under qualification', sedih sekali rasanya waktu itu, Kebetulan saya mengambil di matra polisi. Harapan dan cita-cita bergabung menjadi TNI hilang.

Kemudian saya mulai masuk dunia kuliah, dunia pencerahan, liberal! lepas dari semua sistem yang mengikat. Akhirnya saya menemukan pembenaran diri, saya mencari justifikasi terhadap takdir yang saya terima. Dengan satu kesimpulan: Memang sejak dulu saya ini tidak cocok didunia militer yang keras, saya lebih cocok didunia sipil, dulu di TN pengen jadi militer karena teman main saya, kakak kelas saya, orang-orang terdekat dengan saya memang pingin jadi militer..wajarlah kalo begitu. Dan waktu itu saya sampai pada satu kesimpulan, Alhamdulilah sipil jelas lebih baik dari Militer! sial sekali teman-teman saya yang dulu masuk militer. Pikiran mereka terkungkung

Sampai akhirnya kini...setelah sekian lama berpisah dengan teman2 saya yang kini sudah letnan dua TNI dan bertugas di Kalimantan, Papua, hingga Aceh. Akhirnya saya berjumpa lagi dengan bbrp teman saya, diskusi dengan mereka yang gajinya 'cuman' 700rb + lauk pauk 600rb. Tapi ternyata kesimpulan saya saat kuliah tidak sepenuhnya benar. Saya tetap menjumpai wajah rekan2 saya di militer yang ternyata jauh lebih
ceria dari pada wajah rekan-rekan yang di Sipil, walau tidak dipungkiri ada bbrp yang depresi.

Ketika ditanya bahwa kerja mereka ini merupakan bentuk pengabdian, pada nusa bangsa dan agama, (Mungkin agak sucks dan berlebihan ya). Ketika mereka cerita bagaimana masyarakat didaerah begitu respek dengan kehadirannya. Bisa memberi pengajian bagi warga-warga kampung, bisa berbagi...Saya sangat iri... saya iri dengan teman-teman saya disana...atau saya yang terlalu berempati.

Anjar Priandoyo*)
~entah mengapa, sangat salut dan respek dengan saudara-saudaranya di Militer~

* Penulis alumni TN8 yang sangat bersemangat menjumpai dunia barunya ditengah-tengah kehangatan persaudaran yang selalu dinanti-nantikannya. Meskipun saat ini menjumpai banyak kebimbangan dan keragu-raguan tetapi dia selalu berusaha dan bersemangat untuk bertahan dan terus belajar. Tolong beri sedikit nasihat pada dia agar dia bisa lebih mengenal dirinya, dunianya dan apa yang dihadapinya

Thursday, October 28, 2004

lowongan PNS

Bulan-bulan oktober-november adalah bulan dimana marak lowongan untuk PNS, berikut ini adalah contoh-contoh dimana ilmu komputer bisa mengambil posisi. Tren tahun ini ditandai dengan bbrp lamaran yang mengharuskan pelamar datang sendiri menyerahkan berkas lamarannya. Dan juga ada bbrp departemen yang 'sengaja' mengambil waktu test bentrok dengan departemen yang lainnya.

Disamping lowongan untuk kantor pusat seperti terlampir dibawah, ada juga bbrp lowongan dari Pemda setempat seperti di Sleman, di Cirebon dan mungkin di banyak kota lain. Buat ikomers hal ini tentulah hal yang menggembirakan dan tentunya harus menyadarkan kita bahwa jumlah sarjana informatika saat ini sangatlah banyak, sehingga persaingan menjadi hal yang tidak mungkin dihindari.

Barangkali ada yang tertarik? atau ada yang punya komentar bagaimana nasib PNS? yang saya lihat di bbrp diskusi milis ternyata PNS memberikan remunerasi yang menjanjikan, disamping minimum risk n long time steady working. Any comment

www.tenaga-kesehatan.or.id
www.bpk.go.id
www.dephut.go.id.
BAKOSURTANAL
BATAN
DESDM
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
www.depsos.go.id.
www.bpkp.go.id

Selamat Jalan Pa Heri

Kenangan terakhir saya bersama pa Heri adalah saat 'Dialog Dosen Mahasiswa Ilmu Komputer' Kamis 23 Oktober 2004 di A1.07 FMIPA. Waktu itu beliau diamanahi menyampaikan penjelasan tentang prodi Ilmu Komputer.

Kami yang hadir diruangan itu cukup terkejut dengan kondisi pa Heri yang sedikit terganggu pita suaranya. Walaupun demikian pa Heri malah tetap 'memaksakan' diri menyampaikan materi dengan joke-joke khasnya. Saya masih ingat ketika dia bilang 'saya sudah bbrp hari ini gak bisa ngomong dengan jelas...tapi kalau makan..masih terus..' yang disambut gerrr suara mahasiswa yang hadir diruangan itu dengan terbahak-bahak.

pa Heri adalah sosok yang bertanggung jawab dan dekat dengan mahasiswa. Meski kita semua umumnya mengenal temperamen beliau yang cukup keras saat mengajar dikampus, tapi diluar itu beliau adalah sosok yang ramah dengan mahasiswa, terutama yang pernah maen kerumahnya dan menemukan sosok ini luar biasa ramah.

Dan ketika tadi malam saya menerima SMS dari bbrp rekan ikom perihal pa Heri...seakan tidak percaya. Sosok yang kita banggakan ini telah pergi mendahului kita. Selamat jalan pa Heri...semoga amal ibadah diterima disisi-Nya

Monday, October 18, 2004

Jalan-jalan di Jakarta

Sebagai warga baru di Jakarta, saya mengagendakan hari sabtu dan minggu untuk jalan-jalan. Acara jalan-jalan ini sangat penting karena meskipun di Jakarta, saya gak bisa kemana-mana, lha wong ke kantor aja jalan kaki. Jadi biar ga kuper n tetep gaul dan mengingat pesan Pa Sadja Mulyaredja (CMIIW) bahwa radius 5 km harus dikuasai untuk pembinaaan teritorial, insyaAllah jalan-jalan ini menjadi agenda rutin.

Sabtu kemarin saya pergi ke Mal Kelapa Gading, kebetulan temen-temen kost yang rata-rata pekerja pabrik itu pengen banget maen kesana. Mal itu juga ga terlalu jauh karena cukup naik Mikrolet sekali dan sampailah di lokasi yang ajaib sekali buat saya. Sekalian ngabuburit gitu hohohoh, kok di mall yah :(

Buat saya Mal Kelapa Gading tuh megah banget, bandingkan dengan malioboro mall di Jogja yang 'semrawut' dan konon tidak punya pintu darurat, kalau kebakaran sudahlah gak tau gimana nasibnya. Tapi yang membuat saya lebih terbengong-bengong lagi adalah melihat komoditas yang diperdagangkan, dari BMW seri 5 hingga benda-benda ajaib yang baru saya lihat disana.

Dan yang makin bikin heran kota yang penduduknya 11 juta ini konon punya Mall banyak sekali, saya baru bertualang di Mal Kelapa Gading aja sudah terperangah, bagaimana dengan mal yang lain, di Jogja saja yang penduduknya kurang lebih 3 juta mal hanya 2 buah n bioskop 21 ga ada sama sekali. Ternyata Jakarta tuh luar biasa sekali ya. Jadi kontras dengan lokasi kost saya

Rencananya besok sabtu minggu saya pengen jalan-jalan lagi, mungkin ada referensi tempat-tempat mana yang sebaiknya bisa saya kunjungi? Kalau bisa yang satu kali naik bis biar murah. Trus ndak bayar, itu yang paling penting. Kalau di Jogja sendiri, saya suka maen ke benteng Vrederburg liat pameran lukisan atau seni rupa, dan enaknya ini gratis. Kalau konser atau pagelaran yang mbayar saya malah ndak tertarik.

Anjar Priandoyo
~Sedang seneng-senengnya jalan-jalan di Jakarta~

Thursday, October 14, 2004

Post power syndrom

Akhir-akhir ini dimilis ikom 2000, banyak posting tentang pendadaran dan berbagai romantika seputar itu. semisal seorang rekan 2000 yang posting bahwa ada perasaan aneh selepas lulus ujian pendadaran. konon rasanya plong bebas dari skripsi ini tapi juga ada rasa takut2 untuk maju ke depan.

Dalam kerangka yang lebih umum, seorang aktivis mahasiswa bisa seorang ketua himakom, ketua panitia atau ketua departement dalam unit kegiatan mahasiswa sering kali mengalami perasaan aneh ini paska kegiatan berorganisasinya.

Kok rasanya aneh yah, setelah nganggur ga ada aktivitas dikampus...jadi hambar begitu penuturan seorang rekan. Atau akhirnya bisa bebas, dari semua ini...tapi kok tetep ga tenang yah dan bermacam komentar lain yang justru kontradiktif dengan keadaaan yang ada. Harusnya kita happy khan, kok malah jadi tegang gini

Ada bbrp skenario yang mungkin terjadi sehubungan dengan hal ini:
1. Kita memang bener2 sekuat tenaga untuk melewati hal ini, bisa skripsi atau amanah yang kita emban. Dan ternyata setelah kita menyelesaikannya orang tidak memberikan pengakuan apa-apa yang terukur. Orang hanya mengucapakan selamat ya udah skripsi. Tanpa mau perduli lebih jauh dengan apa yang kita kerjakan.

2. Kita memang sudah letih, karena semua energi kita sudah dicurahkan untuk ini, dan memang kita
tidak begitu perduli dengan komentar orang lain. Mungkin yang terjadi adalah ketidak singkronan antara tubuh kita dan perasaan kita. Tubuh dan otak kita sudah letih namun perasaan kita menolak untuk itu karena kita sadar ada tantangan yang jauh lebih berat didepan. Akibatnya muncul perasaan aneh dari bawah sadar itu.

dan mungkin ada bbrp skenario lain yang bisa dijelaskan.

yang ingin saya sharing disini, perasaan aneh dan ga enak ini adalah sesuatu yang wajar terjadi. Dan tentunya bisa negatif kalau tidak ditindak lanjuti, beberapa orang yang memang sudah overload mungkin butuh liburan, kalau yang dibutuhkan penghargaan mungkin dia perlu curhat, kalau yang dia perlukan tantangan maka dia perlu mencari tantangan baru.

Dan akhirnya dengan sedikit nada sombong :) mungkin orang lain akan menganggap remeh sesuatu atau apapun yang telah kita kerjakan, tapi jangan salah, banyak juga orang yang diam-diam terkagum-kagum dengan apa yang telah kita lakukan. So tetap bersemangat dalam berkarya. Sukses untuk yang sudah pendadaran n welcome to the world!

Friday, October 08, 2004

man on top

Kalau saya lihat temen-temen yang di militer, kelihatannya jalan hidupnya lurus-lurus aja, minimal pangkat letkol/kolonel pasti dapet, selebihnya tergantung kerja keras. Dan tentunya tidak melupakan skenario dari Yang diatas. Buat saya militer menawarkan kesempatan dan jenjang karir yang lebih jelas, walaupun hal ini dibayar dengan resiko 'nyawa' dan 'belengu' sistem.

Dan juga cukup jelas terlihat peta karir seperti kecabangan Infantri, kesatuan Kostrad/Kopassus, Kodam Brawijaya/Jaya yang merupakan step-step yang lebih memungkinkan karir lebih baik. Walaupun tidak menutup kemungkinan
orang zeni seperti Try Sutrisno untuk stay on top.

Lalu bagaimana dengan sipil? yang saya pernah dengar, sebagian besar top management astra memulai karirnya sebagai account executive/sales, jelas karena core-nya juga trading. Dan untuk perbankan start di marketing merupakan start yang baik untuk menuju top level.

Saya percaya bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur, tapi saya juga melihat banyak skenario di dunia industri yang membuat orang-orang ga berkembang. Misalnya karyawan yang bekerja di line yang rata-rata STM hingga kapanpun dia tidak akan bisa naik pangkat, pun misalnya dia mengambil S1, kecuali dia keluar dulu dan mencoba masuk kembali dengan bekal S1nya

Atau dalam level staf misalnya, staff Produksi, IT, Finance, HR adalah starting point yang kurang baik dibandingkan dengan orang sales/marketing yang profit making, bandingkan dengan orang IT yang cost center.

Saya pernah KP di kantor pusat BRI, waktu itu ada pergantian manager IT, perkiraan saya yang jadi manager IT adalah orang IT yang merangkak dari bawah, tapi ternyata tidak. Yang jadi manager IT justru dari banker dengan pertimbangan di pernah berpengalaman di berbagai kantor cabang sehingga lebih menguasai persoalan dilapangan. brarti orang IT kan stay on ground?

Begini, kalau saya bermimpi jadi man on top, jadi CEO misalnya, sebenarnya jalur manakah yang harus saya ambil, Saya kira latar belakang pendidikan tidaklah terlalu penting dibanding kesungguhan seseorang untuk belajar pada industrinya. Dan jalur karir seperti apakah yang memberi banyak kesempatan bagi kita untuk berkembang?

Catatan:
Pertanyaan ini bisa bubar kalau disanggah dengan, ya udah buka aja bisnis sendiri. Saya ingin mencoba menyelami jalan pikiran orang-orang yang fight dari bawah untuk bisa stay on top dalam management perusahaan raksasa misalnya.

Anjar Priandoyo
~sedang mencoba memahami dunia barunya~

Thursday, October 07, 2004

Tips perjalanan Jogja Jakarta

Mendapat panggilan test kerja/wawancara dari Jakarta adalah hal yang tidak bisa dihindari untuk job seeker dari jogja. Menyikapi hal-hal ini memang gampang-gampang sulit karena seringkali kita blank sama sekali tentang lokasi perusahaan dan dimana kita bisa tinggal, terkecuali ada saudara / tebengan lain.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan:
1. Usahakan untuk mengulur waktu yang tepat, biasanya perusahaan akan meminta waktu test yang tidak terduga-duga. kalau kita dihubungi via telepon, ajukan tanggal yang tepat, mungkin bisa dengan alasan jogja cukup jauh, atau alasan yang lain. Pintar2 lah negoisasi, pengalaman biasanya jobseeker terlalu bahagia mendapat panggilan sehingga telp, alamat dan informasi penting lainnya malah terlupakan.

2. Pastikan kita mengetahui lokasi test dengan tepat:
Bisa di liat di www.cybermap.co.id yang bisa search hingga nama gedung, atau liat peta Gunther W. Holtrof yang juga sangat lengkap.

3. Transportasi yang efektif
Ada beberapa skenario perjalanan yang bisa dilakukan, namun kelihatannya yang paling aman adalah kereta. Namun kelemahannya adalah jadwalnya yang sudah pasti. Ini skenario pertama:

I. Kalau kita diminta test pada hari selasa, maka berangkatlah dari Jogja hari senin sore, bisa menggunakan kreta api Progo sekitar 34.000, brangkat 17.00 dan sampai skitar 04.00 di Stasiun Senen. Senen terletak di Jakarta Pusat sehingga cukup mudah untuk pergi keberbagai lokasi lain. Kalau punya duit silahkan naik bisnis.

Sesampai distasiun senen kita bisa sholat, istirahat (tidur), mandi dan kemudian 05.30 bisa dilanjutkan perjalanan ke tempat test, alokasikan waktu sekitar 2 jam untuk perjalanan. Pengalaman penulis test umumnya dimulai pukul 9.00 dan ternyata sejak pukul 07.00 sudah banyak jobseeker yang menunggu.

Selesai test, paling sore sekitar 15.00 kita bisa langsung pulang ke stasiun senen lagi, dan menunggu kreta Progo yang datang pukul 21.00, Namun disarankan untuk naik kreta bisnis dengan pertimbangan berangkat lebih cepat 20.00 dan sampai juga lebih cepat.

Dengan ini kita sama sekali tidak perlu menginap di Jakarta. Namun perlu diingat bahwa saat itu kondisi kita sangat lelah, sehingga resiko semakin tinggi, kehilangan HP, kecopetan adalah sangat mungkin terjadi. Tapi jangan lupa juga, panggilan test kerja bisa lebih dari 2-3 kali, so latihan adalah kunci keberhasilan.

II. Jikalau lokasi test ternyata lebih dekat ditempuh dari stasiun Jatinegara, maka turunlah distasiun ini dan untuk mandi bisa dilakukan di Pasar Jatinegara karena kamar mandi stasiun kurang representatif.

III. Dalam kasus sangat khusus, dimana panggilan pada waktu sore hari maka alternatif lain adalah menggunakan bis dan lompat-lompat. Jogja-Purwokerto-Tegal-Cirebon-Jakarta adalah jalur yang mungkin ditempuh.

4. Bawalah barang seefektif mungkin.
Berangkatlah dengan menggunakan sandal jepit dan sepatu didalam tas, karena perjalanan 11 jam di Kereta api pasti membuat anda stress, belum lagi bayangan test yang akan dihadapi besok, sandal, kaos kaki, dan jaket bisa meredam stress anda, melindungi dari dingin, dan memberi rasa relax.

Gunakan celana jeans/tebal lainnya, dan simpan satu celana kain dalam tas anda. Karena celana tebal bisa melindungi anda dari silet dan tangan jahil copet. Dan jangan lupa bawa baju cadangan.

Intinya bawalah barang seringkas dan seefektif mungkin dan ini berpulang pada kebiasaaan kita masing-masing, kalau da yang merasa perlu membawa roti ya bawa roti, handuk, alat mandi dll.

5. Buat diri senyaman mungkin,
Kalau perlu titipkan tas yang berisi baju dan peralatan kita dengan satpam, dan berangkatlah ketempat test dengan percaya diri :) Semoga sukses

Anjar Priandoyo
~Sorry kalo udah pernah baca~

Kiat mencari makanan murah

Bagi yang pernah bekerja di pabrik atau di kompleks sekitar pabrik pemandangan karyawan yang membeli makanan pada pagi atau siang hari adalah hal yang biasa. Begitu juga dengan saya sewaktu mengawali kerja di suatu kompleks pabrik di utara jakarta.

Di sekitar pabrik nampak berjejer penjual nasi kuning mungkin disatu jalur jalan yang saya lewati saja bisa terdapat 5-6 penjual nasi, dan ini menjadi jumlah yang cukup besar mengingat dikompleks ini terdapat bbrp jalur utama.

Sebetulnya penampilan saya tidak jauh berbeda dibandingkan karyawan yang lain, hanya saja saya mengenakan kemeja bebas, sepatu semi kulit dan membawa tas jinjing. Sedangkan karyawan perusahaan umumnya mengenakan seragam biru-biru, Mungkin sekilas seperti eksekutif muda, padahal kondisi kantong tidak seperti itu.

Mulanya saya tertarik dengan sebuah warung karena warung itu sekilas kecil dan tidak terlalu ramai, hari pertama ketika saya membeli diwarung itu ibu penjual menyebut bilangan tertentu untuk nasi kuning yang saya makan dan menurut saya itu cukup murah.

Esoknya saya kembali dan ternyata ibu itu menyebut harga yang jauh lebih murah dari yang kemarin dengan service yang ajaib juga sangat baik. Hal ini membuat saya cukup heran kenapa bisa seperti itu,

Selidik punya selidik ternyata saya memang mendapatkan harga special karena saya dijadikan icon warung ibu itu. Ibu penjual itu berpikir dengan memberi harga murah pada saya maka saya akan terus datang kewarung ini, dan mungkin pikirnya reaksi orang yang melihat warung kecil ibu ini didatangi orang berpakaian perlente akan lebih laris. Ilmu marketing ternyata berlaku dimana saja.

Anjar Priandoyo
[Edisi dongeng dari Jakarta]

Wednesday, October 06, 2004

dongeng tentang jakarta I

Jakarta adalah kota impian dan harapan, konon ini yang menyebabkan banyak orang nekad datang kekota ini dengan segala keterbatasan yang dibawanya, Aku pengen mendongeng sedikit tentang kota yang oleh sebagian orang dipandang
tidak ramah.

Kesempatan pertamaku kenal Jakarta ialah saat KP di Kanpus BRI, itu di Sudirman salah satu CBD (Center Business District) di Jakarta disamping Kuningan dan (lupa pokoknya segitiga emas gitu). Bayangan biaya hidup yang
tinggi sedikit banyak terhapus saat mulai makan di Benhil (bendungan hilir) dan bbrp lokasi di belakang Sudirman,

Gengsi dan prestige bisa bekerja ditempat yang 'keren' harus dibayar juga dengan biaya kost dkk yang rata-rata berkisar >400rb dan makanan layak sekitar 7000an walau bisa lah dapet Mie Ayam 4000an. Waktu itu aku mengkalkulasi hampir 1 juta perbulan untuk biaya hidup (400 kost + 600 makan)

Saat ini aku tinggal di Sunter, konon termasuk salah satu wilayah paling keras di Jakarta, entah apakah karena wilayah industri, lokasinya di Tanjung Priok, rawan banjir dan kriminal, atau karena Penjaringan sering masuk tayangan kriminal siang di televisi.

Tapi kenyataan yang terjadi tidak semenakutkan bayangan sebelumnya, di Sunter yang kebetulan kawasan industri manufactur ini, menemukan menu sarapan pagi nasi kuning + telor + tahu cuman 2000-3000 rupiah adalah hal biasa. Bandingkan dengan di Jogja yang kalau sudah di Jakal bisa >3000. Makan siang 4000-5000an juga mudah ditemui di banyak tempat. dan kost 150.000-200.000 juga adalah hal biasa, walau dengan konsekuensi nyamuk+banjir, (tapi di astra, thanks karena mereka nyogok pintu air
sehingga banjir bisa dialihkan). So bener2 harga bisa kita tekan. Bayangkan mungkin ini hanya salah satu dari sedikit lokasi di Jakarta, dimana ojek sepeda masih efektif berjalan.

Maksud tulisan saya apa, benarlah kalau ada rekan saya di Jogja yang berasumsi bahwa standar living kost di Jakarta at least 3 x dari YK. tapi bukan berarti kita ga' bisa survive dengan gaji yang ga jauh beda dibandingkan gaji di YK. Dan untuk masalah uang, kita tidak akan pernah cukup, semakin tinggi penghasilan kita konon kebutuhan kita akan semakin
besar, jadi ini adalah art untuk saving, art untuk menghemat.

Anjar Priandoyo
~Teringat ilustrasi dari mas Endro Ikomp 89, yang mengutip kisah seorang sopir bajaj yang penghasilannya 45.000 dan menyimpan 40.000 itu tabungan. Kini sopir bajaj tersebut memiliki 30 bajaj dan 1 mercedes dirumahnya~
:::masalahnya bukan bagaimana mencari uang, tapi bagaimana menyimpannya:::

Monday, September 27, 2004

Jakarta day one!

Siapa suruh datang Jakarta...
Siapa suruh datang Jakarta...
...

Day One
Hidup adalah perjuangan tiada henti! hari ini diawali dengan peluh keringat deras sewaktu berkeliling disekitar Sunter mencari kost. Dan merupakan hari yang menakjubkan saat mendengar dan menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri orang yang struggle dan fight dengan lingkungan yang keras.

Jelas beda, saat mengingat tulisan Oreng Madure yang terkenal sebagai bangsa nelayan yang hidup demikian keras. Maju menerjang gelombang tanpa ada suatu kepastian! dan begitulah kira-kira yang aku temui saat mencari kost, orang dari Cilacap, Purwokerto, Cirebon mereka adalah orang-orang yang berani fight dan tidak cengeng.

Malu rasanya, aku sebagai seorang sarjana yang justru mempunyai kesempatan yang jauh lebih baik dari mereka, namun dengan mental yang jauh lebih rendah. Semoga perjalanan ini memberikan banyak arti.

Wednesday, September 22, 2004

a new hope

InsyaAllah, beberapa hari ini aku akan meninggalkan kota ini, Yogyakarta yang telah meninggalkan banyak kenangan selama 4 tahun dengan semua tangis dan tawa bahagia. entah mengapa saat ini ada banyak bayangan apa yang bisa dikerjakan esok hari di Jakarta-Cirebon.

Pengennya aku punya second income dari jualan kain, beras, sembako atau apapun yang bisa kukerjain sabtu-minggu misalnya senggang dari Jakarta, atau aku pengen belajar bahasa lebih lanjut.

Thursday, September 16, 2004

Tips aman di kreta api

job seeker mind part II
Bepergian ke Jakarta terlebih untuk mencari kerja adalah suatu kewajiban yang sulit dihindari terutama bagi fresh graduate. Begitupun penulis mau tidak mau harus menjalani semua 'penderitaan' diatas.

Sebenarnya penulis telah melakukan estimasi kasar mengenai waktu pemberangkatan yang ideal ke Jakarta. Misalnya Selasa kemarin, 14 september penulis berangkat menggunakan kreta Progo (Lempuyangan-Pasar Senen) dengan tarif 38.000, kreta berangkat ontime 17.15 dan singkat cerita sampai di pasar senen 04.15 dini hari, jadi kalau diambil average sekitar 11 jam perjalanan yang menyenangkan dengan banyak direct sales menjual barang-barang dari mainan anak sampai elektronik.

Sampai di Senen, penulis nyantai sejenak sambil menunggu adzan subuh, setelah sholat subuh penulis lalu berkemas, mandi dsb di WC umum...mmmm bersih kok, cuman kita harus bayar sekitar 2000, so stelah berpenat-penat di kreta kita bisa bener2 clean and cool :P

05.30 Penulis mulai meninggalkan stasiun senen menuju atrium untuk mempersiapkan perjalanan berikutnya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya baik ke Wisma Asia BCA di Slipi maupun perjalanan kemarin ke Gedung AMDI Kompleks Astra Sunter, penulis bisa sampai di lokasi sekitar 07.00 sehingga masih ada keluangan sekitar 1 jam untuk mempersiapkan diri lagi.

Biasanya acara seleksi dan wawancara akan selesai pukul 15.00 atau kurang, sehingga ada waktu luang mungkin sekitar 2-3 jam sebelum mengambil tiket kreta di Stasiun Senen. Dalam kasus kmarin penulis terpaksa menunggu sekitar 6 jam di Senen.

Perjalan kmarin rabu, dimulai 21.15 hingga 08.00 sampai di lempuyangan, dan setelah penulis review kembali, perjalanan ini memang sangat beresiko, saat itu kita sangat lelah karena hampir 2 hari tidak tidur dengan kondisi tubuh stress berat.

Kmarin sekitar pukul 02.00-04.00 Handphone penulis hilang....
cape, aku terusin ga ya? bayangpun aku baru pulang dari kreta langsung ke SIC, padahal banyak banget yang mau ditulis, tunggu yah aku mau crita ttg:
1. Si Gay yang menyebalkan
2. Kenapa HP bisa hilang
3. Kontrak kerja di Astra

Sunday, September 05, 2004

A sunday reflection in SIC

Refleksi...dengan segala kepenatan persoalan keseharian yang luarbiasa kompleks dan mendebarkan. Minggu ini diisi berbagai 'ketegangan' selama test MDPBCA di Slipi, hingga persoalan keruwetan dikamar kost yang diisi berdua dengan Aji. Ketidakpastian hidup yang mulai terpola dimana hampir 1/3 hidupku harus dihabiskan diruangan ber-AC dikampus.

Disela-sela kemonotonan hidup yang 'menyebalkan' ada sisi lain dari indahnya seni, cinta yang mulai menunjukkan aliran nadinya. Mungkin Kompas minggu yang mulanya kubeli untuk mencari lowongan pekerjaan memberikan dampak yang luar biasa dari sesi kehidupan dengan cerpen, uraian seni, hingga persoalan psikologis dari tiap orang yang beragam setiap minggunya.

Tiba-tiba inspirasi, kesempatan dan cinta menjadi kata-kata yang penting dan penuh dengan jiwa dan kedalaman yang misterius. Mungkinkah jatuh cinta lagi dalam format yang berbeda, jatuh cinta dengan kehidupan? Mari belajar berharap dan selalu menyakini setiap derap yang kita lalui!

Friday, September 03, 2004

Job seeker mind - I

Mulai awal september ini, hampir semua blog saya diwarnai dengan dunia kerja, mencari, mendapatkan koneksi, membangun kepercayaan, hingga petualanan nekad dibelakangnya, biar ga bingung saya kasi kode romawi

Adalah impian hampir setiap graduated dari universitas bisa bekerja di perusahaan multinasional dengan gaji 8 digit/month yang memberikan track karir yang jelas, kesempatan untuk berkembang hingga jaminan masadepan yang menggiurkan.

Begitu juga dengan saya yang hari-hari belakangan ini disibukkan dengan browsing keberbagai MNC besar didunia maupun reputable company di Indonesia lainnya. Mencari bagaimana bisa berkarir diperusahaan tersebut.

Karena internet sendiri adalah media informasi yang luar biasa, mau tidak mau banyak informasi lain yang saya dapatkan. Dan ternyata banyak informasi yang menggelitik yang saya dapatkan antara lain pada sekitarkita.com yang menggambarkan betapa kuatnya MNC dibandingkan dengan negara.

Ketika saya melanjutkan membaca fakta yang terjadi diberbagai belahan dunia ini saya semakin 'terperanjat' bagaimana kapitalisme bisa mengubah tatanan dunia ini, bagaimana pengaruhnya dalam tatanan sosial politis dan kemasyarakatan. Semua ini membuat saya hanya bisa terdiam dan bergumam "harus gimana lagi?"

Dua hari yang lalu dalam perjalanan dari Jakarta menuju Lempuyangan dengan kreta api selama 17 jam (karena Anjlok di Bumiayu) dalam perjalanan yang sangat indah menyusuri pantai utara jawa. Saya kembali melihat bahwa masalah kemiskinan masih menjadi problem besar dimasyarakat kita.

Saya kembali berfikir, ketika saya yang dalam 'masalah' mencari pekerjaan saja menghadapi persoalan 'rasis' yang luar biasa, kemudian dihadapkan dengan persoalan global yang sudah sedemikian rumit. Maka kemanakah idealisme kita akan bertahan. Bukankah yang penting saya bisa makan saat ini, dan orang bisa melakukan apa saja untuk itu.

ah...mungkin masalahnya karena kita tinggal di Indonesia. Ataukah saya yang terlalu banyak mengeluh tanpa aksi? semoga saya tidak menjadi orang yang sesat karena ilmu yang saya miliki

Yogyakarta, 3 September 2004

Saturday, August 28, 2004

New Vision from a great leader!

Jumat, 28 Agustus 2004. Bu Enny datang ke Yogyakarta, dia menjadi pembicara workshop Sentra Pendidikan BRI se-Indonesia di Melia Purosani selama 2 hari, dan hari ini adalah hari terakhir berlangsungnya rapat yang beliau bilang sangat 'keras' dan melelahkan. Dan hari ini adalah salah satu hari keberuntunganku bisa bertemu kembali dengan sosok yang sangat aku kagumi ini.

inspiration..where are you

Wednesday, August 25, 2004

Esprit de Corps

Untuk menjadi kuat, orang harus berani!

A common spirit of comradeship, enthusiasm, and devotion to a cause among the members of a group. See synonyms at morale.
ETYMOLOGY: French : esprit, spirit + de, of + corps, group, body.
http://www.bartleby.com/61/52/E0215200.html

inspiration..where are you
Rencananya tulisan ini pengen dibuat untuk mengcounter komentar anak-anak di milis himakom yang katanya merasa rendah diri menjadi mahasiswa dikampus ndeso ini :(, tapi kok ga ada mood ya.

Wednesday, August 11, 2004

Yogyakarta-Purwokerto PP

Kost, Senin pagi 05.00 Anjar, nanti kita ketemuan di Purwokerto yah, nengokin Mbah kakung. katanya si mbah lagi sakit keras, malah udah ditangis-tangisin segala. Telepon dari Cirebon mengagetkan aku dan setengah sadar aku bilang
Ok, pak, ntar aku atur jadwal lagi...moga-moga aja bisa

Fasnet, Senin sore 18.00 Mas, gimana kalo hari selasa ga usah ada Fasnet dulu, soalnya kita baru ada acara, libur ya mas pinta siswa kelas office reguler

Terminal Giwangan, Selasa sore 16.00 kalo selasa, rabu, kamis, tarifnya 21.000 ribu mas. Kalo hari selaen itu 25.000 Deni, Psikologi 98 Sadhar, akhirnya menjadi teman diskusi yang menyenangkan sebelum aku bener2 ga sadhar karena pengaruh Antimo

Purwokerto, Selasa malem 21.00 Weidan, moso tekan dukuhwaluh 4000, rata2 kih 7000 mas. takon wae karo ojek ning kene Gila kupikir orang Purwokerto ini, lha orang mau naek ojek malah diomelin, kan hak tiap orang untuk nawar, walaupun kesalahanku membawa mental malioboro nawar hingga 1/4 terbawa sampe kota ini.

Rumah si mbah, Selasa malem 22.00 iki sapa...iki sapa... dan suasanapun menjadi haru

Yogyakarta, Rabu 10.30 Gila...gambling neh, jalur 15 atau jalan... jalur 15 atau jalan... asem jalan aja deh.

Life is speculation, isnt it?

Monday, August 09, 2004

Tulus berteman tanpa kepentingan

"Tolong kasi tau suami anda, saya Irfan tidak pernah sekalipun meminta sesuatu dari Pramono Anung, jadi tolong kasi tau suami anda angkat handphonenya, saya sudah 2 kali telepon dia dan sama sekali dia tidak mau mengangkat. Saya hanya ingin menanyakan kabarnya dan siapa tahu ada yang bisa saya bantu. Kalo memang dia gak mau berteman dengan saya ya sudahlah, tidak apa-apa"

Kemarahan Irfan, Country Manager Cisco System Indonesia ini adalah hal yang wajar karena Irfan memang bermaksud baik untuk menyambung tali silahturahmi antara dia dan teman alumni ITBnya. Namun Pramono Anung yang merupakan Wakil Sekjend DPP PDIP dan salah satu kandidat pemimpin Indonesia masa depan ini berprasangka bahwa Irfan menghubungi dia karena suatu kepentingan.

"Mendengar telepon saya itu, istrinya segera minta maaf dan 2 menit kemudian Anung langsung menghubungi saya, Sekarang Pramono Anung selalu menghubungi saya dan menanyakan bagaimana kabar saya, keadaan Cisco dan apapun mengenai keluarga"

Dalam skala yang berbeda contoh kasus ini mungkin bisa merefleksikan apa yang terjadi dimasa depan saat banyak rekan alumni kita yang menduduki posisi penting dan menjadi paranoid khawatir rekan alumni yang lain akan 'morotin' dirinya.

Dalam contoh yang lebih kecil dan nyata misalnya, saya hanya mengingat alumni yang bekerja sebagai programmer saat saya butuh bantuan untuk mengerjakan tugas kuliah saya yang belum selesai, selebihnya 'forget it'. Atau mengingat alumni yang tinggal di Jakarta, saat saya sedang butuh tebengan di Jakarta selebihnya 'siapa ya?'.

Saat ini saya bukan siapa-siapa dan saya tahu networking adalah hal yang sangat penting. Punya banyak teman dalam berbagai profesi dan jabatan strategis adalah suatu hal yang sangat menentukan masa depan kita kelak. Dan hal inilah salah satu
kekuatan terbesar yang kita punya.

Hanya saya khawatir, saya melupakan suatu hal yang lebih penting dibandingkan punya network. Saya ingin punya teman, yang memandang saya tulus bukan karena sesuatu yang saya miliki. Saya ingin jadi teman yang bisa menanyakan "bagaimana kabar ibumu sekarang" dengan tulus. Saya ingin bisa jadi teman yang mendoakan teman saya agar bisa meraih impiannya dan selalu mendapat ridho dari Sang Khalik. Saya ingin belajar tulus berteman.

Saya teringat Irfan bilang
"Didunia ini ada 2 hal yang penting yaitu keluarga dan teman, kelurga ga' akan meninggalkanmu, bapakmu selamanya adalah bapakmu, ibumu selamanya adalah ibumu. tapi teman tidak, teman bisa datang dan pergi. Dan persahabatan yang tulus lebih
berharga dari apapun"


Catatan:
Dituturkan langsung oleh Irfan Setiaputra dalam obrolan santai selama hampir 3 jam di Hyatt Regency Yogyakarta hingga detik-detik terakhir keberangkatan di Adi Sucipto. Untuk sebuah nasehat pentingnya ketulusan dalam persahabatan. Untuk sebuah
penghormatan akan arti kerja keras. Bersama sahabat saya di UGM, Habib Khodim.

Sunday, August 08, 2004

A sunday morning in SIC

Minggu minggu ini aku lagi sportmaniac, rabu ma jumat lari ke GSP. Trus barusan renang di UNY n untungnya kolamnya barusan dikuras jadi bersih banget. Cuman sayangnya dengan kadar kaporit yang bikin mata pedes banget. Harusnya siang ni ada acara sesi pemotretan di pantai Sundak bareng Ka Kian, Ondro ma Adi. Cuman gara-gara SIC jadi ga malah tertahan disini.

Minggu ini suasananya asyik banget, SIC yang tenang dengan background pohon di Farmasi trus gorengannya mba win (thanks so much) makin ngebuat suasana jadi 'peace' (mungkin aku asal ada makanan jadi peace ya).

Hari ini sepertinya segalanya mulai berubah, aku bisa dateng ke SIC sepuluh menit sebelum SIC buka. Jadwal yang kususun ga berjalan berantakan lagi. Sepertinya motivasi kemarin cukup membakar diriku untuk lebih disiplin nih.

Dengan suasana seperti ini, acara mencari inspirasi dan kontemplasi bisa berlangsung dengan sangat efektif. Semoga dengan ini akan ada format baru untuk blogku. Sayangnya blogku kurang pembaca :(

Saturday, August 07, 2004

Aku sudah wisuda to?

"...Selamat ya udah wisuda, tapi kok cepet banget sih..."
Sepenggal SMS dari mba'ku yang sedang ko-assistensi di RSCM mengejutkanku. Aku memang tidak memberi tahu mba'ku satu ini kalo 11 hari lagi aku wisuda. Aku malah bingung tau dari mana dia, mungkin ibuku mengabarinya beberapa hari ini.

Mba'ku mungkin satu dari sekian banyak orang yang terkejut ketika tahu aku akan lulus 19 agustus nanti. Malah ibuku sendiri baru kuberi tahu 2 minggu lalu, dan nampaknya reaksi mereka juga sama. Bengong.

Hari-hari yang berlangsung begitu cepat ini diwarnai keterburu-buruan yang berakibat kecerobohan dalam berbagai kegiatan penting. Bagaimana tidak, dari pendadaran yang sudah molor (cat: pendadaran 21 juli) dimana deadline seharunsnya 10 juli, hingga yudisium yang harusnya 20 juli justru baru selesai 26 Juli. Ternyata selesai tepat waktunya dan aku berkesempatan wisuda 19 agustus ini.

Jangankan ibuku, temen-temen dikampus banyak yang belum tau aku udah lulus yudisium. Hanya beberapa temen yang memang 'senasib', seperti mba Ayu ikom99 yang mengetahui derap langkahku didetik-detik terakhir dikampus ini. Selebihnya hanya informasi sekilas yang aku bilang "On progress, on progress"

Belakangan ini ketakutan akan masa depan semakin besar. Apalagi kalau melihat tantangan yang harus dihadapi kedepan, dengan semakin sempitnya lapangan kerja, semakin ketatnya kompetisi. Fiuhh aku memang harus jujur, kalo saat ini sangat takut. Tapi ini bukan berarti aku jadi mandul!

H-12 wisuda: inikah jalan hidupku?

Ini bukan masalah kemampuan atau kemauan, ini masalah kesempatan dan bagaimana memanfaatkannya

Sabtu ini mungkin akan jadi momen paling penting dalam hidup seorang Anjar, disela-sela penantian penuh kecemasan menjelang wisuda. Disela-sela begitu banyak pilihan dan diantara banyak keraguan.

3 hari yang lalu aku masih memutuskan untuk berkarir dalam dunia akademik hingga datang seorang dosen PTS di YK yang memberikan pencerahan baru tentang dunia akademik, dimana kesempatan dirinya untuk melakukan riset sangatlah terbatas.

Padahal pasca seminar SNATI 19 juli yang lalu, aku sudah sangat bersemangat memilih dosen sebagai jalan hidupku. Dimana banyak dosen-dosen muda yang tentunya sangat ambisius menganjurkan aku bekerja sebagai dosen.

Atau beberapa minggu yang lalu, saat seorang kawan lama menganjurkan aku untuk berkarir dibidang politik. Menurutnya aku punya potensi kepemimpinan yang bisa dikembangkan.

Dan hari ini, 3 jam aku mendengarkan petuah seorang country manager, lulusan terbaik dari jurusan terbaik di Indonesia dengan level 'kekuasaan' tertinggi saat ini. Membuatku harus mendefinisikan ulang arti kerja keras.

Monday, July 26, 2004

Selamat jalan bang Uud

Minggu sore 25 Juli 2004, sekitar pukul 17.00 saya dikejutkan dengan telepon dari Kak Rekian TN7 perihal meninggalnya Bang Khoiruddin (Uud) Psikologi UGM 99, karena kecelakaaan lalu lintas didaerah Pangandaran.

Peristiwanya berjalan begitu cepat sehingga sekitar pukul 21.00 kami telah berada dilokasi pemakaman di Temanggung disekitar Pasar Kedu (kurang lebih 60km dari YK) Setelah sebelumnya sempat berpapasan dengan mobil jenazah yang tampaknya kesulitan saat menemukan jalan menuju Temanggung.

Suasana haru dan isak tangis menaungi rumah keluarga Bang Uud, terlebih saat jenazah selesai disholatkan dimasjid terdekat dan akan diberangkatkan menuju lokasi pemakaman terdekat. Prosesi pemakaman berlangsung sederhana dan cepat sekitar pukul 22.00.

Saya teringat ketika beberapa bulan yang lalu saya menghadiri pemakaman Abang Letnan Dua Udara Agus Budiman di Nganjuk bersama rekan Donny PM. Pemakaman bang Uud kali ini berlangsung khidmat, tidak ada genderang snardrum, tidak ada salvo, maupun penghormatan terakhir.

Perasaan yang samapun berkecamuk dalam benak saya, mungkin karena saya memang tidak mengenal jauh Bang Khoiruddin secara pribadi. Tapi rasa kehilangan yang sama, perasaan ikut berduka saat menyaksikan abang alumni TN7 yang melepas kepergian beliau dengan ketermenungan penuh makna, tetap memberikan kesan yang mendalam pada saya bahwa persaudaraan yang dirasakan oleh mereka, tentunya akan sedalam perasaan kita dengan rekan-rekan alumni yang lain.

Saat melangkah meninggalkan lokasi saya teringat bahwa Malaikat akan merapatkan liang lahat kita. Selanjutnya siksa alam kubur akan kita dapatkan hingga kiamat tiba, dan banyak wacana transenden menghantui pikiran saya waktu itu.

Ah, andai penganjur "dialektika materialisme" itu menyadari meski sesuatu yang berasal dari materi akan kembali menjadi materi. Atau apalah yang meniadakan hakikat keTuhanan. Merasakan bagaimana makna kehidupan setelah kematian dimana kita akan diminta pertanggungjawaban masing-masing, bukan hanya sesuatu yang serba material didunia ini. Mungkin dunia ini akan berbeda.

Dalam kebingungan menerjemahkan perasaan ini, rekan saya diYK memberikan nasihat untuk banyak-banyak berdoa saat prosesi pemakaman berlangsung, "Berdoa Njar, InsyaAllah banyak malaikat yang hadir saat itu". Saya bergumam "Apa doa yang bisa saya panjatkan saat itu?"
"Ahh...semoga saya tidak menjadi orang yang sesat karena ilmu yang saya miliki"

Tuesday, July 20, 2004

Pa Reza Pulungan sudah pulang!!!

Selasa, 20 Juli 2004
Dear Ikomers sekalian, tadi pagi sekitar pukul 10.00 saya bertemu dengan dosen kita tercinta Bapak Muhammad Reza Pulungan S.Si Msc(Pengajaran CMMIW) di MIPA Selatan. Bagi rekan ikomers yang asing dengan bapak kita satu ini harap maklum adanya karena beliau baru saja menyelesaikan program Masternya di Twente University Netherland dengan beasiswa dari STUNED dari NEC(Netherland Education Centre)

Ada perasaan bangga dan haru saat bertemu Pa' Reza yang memberi nilai Mikrokomputer saya D dan bahkan setelah mengulang pun masih diberi C. Karena meskipun sudah 2 tahun tidak berjumpa, beliau ternyata masih bersahaja dengan MENGAWALI mengajak saya bersalam. (catatan: Ini dosen pertama saya yang mengawali mengajak bersalaman) Masih menanyakan skripsi saya yang terlunta-lunta.

Saya pengen cerita sedikit tentang Pa' Reza karena sedikit banyak beliau memberi inspirasi pada saya bagaimana berjuang dalam hidup ini. Dan mestinya akan memberi Inspirasi pada rekan-rekan yang lain.

Yang saya kenal dari Pa' Reza adalah kenekatannya. Walaupun secara pribadi saya tidak terlalu mengenal beliau. Setelah lulus dari Ilmu Komputer, beliau angkatan 1994 kalau tidak salah. Beliau diterima disebuah TOTAL FINA ELF(Sekarang Total Indonesie) sebuah perusahaan eksplorasi minyak dari Perancis yang konon termasuk salah satu gaji tertinggi di Indonesia.

Mungkin bekerja diperusahaan 'impian' banyak mahasiswa tidak memenuhi panggilan jiwanya. Maka selang 1-2 tahun bekerja beliau akhirnya memutuskan untuk mengabdi sebagai Dosen di Ilmu Komputer UGM. Di Ilmu Komputer dosen kita satu ini meneruskan pendidikannya diTwente, bersama salah satu dosen yang cantik :D Ibu Anny K.S (nanti saya akan ceritakan tentang beliau)

Di Twente Pa' Reza termasuk mahasiswa yang smart. Dia mendapat peringkat kedua dengan GPA 8.5 (Netherland menggunakan skala 10). Dimana peringkat pertamanya diraih mahasiswa dari Nepal yang bersekolah di India. Ini menunjukkan bahwa India memang memiliki pendidikan TI yang berkualitas dan orang Nepal ternyata sangat rajin, tutur pa Reza memotivasi saya. Konon mahasiswa nepal ini melanjutkan S3 ke Cambridge University.

Pa' Reza sendiri dalam waktu dekat ini akan melanjutkan pendidikannya di Jerman, beliau kembali mendapatkan beasiswa karena kecemerlangan beliau. Sekedar pembanding beberapa dosen yang penulis kenal, yang dapat langsung melanjutkan studinya ke S3 adalah Bapak Retantyo Wardoyo (Ketua program Magister Ilmu Komputer) di Essex University

Mungkin tidak lengkap jika menyebutkan kelebihan seseorang tanpa menyebutkan kekurangannya. Tanpa bermaksud merendahkan beliau saya lihat Pa' Reza adalah seorang perokok (2 tahun yang lalu) dan mungkin Pa' Reza belum banyak meluangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan :). Saya kira banyak sekali hal yang bisa dibagi-bagi pada ikomers sekalian tentang pengalamannya di Netherland yang konon malah menggunakan bahasa Inggris dalam dialog akademiknya.(AP)

Anjar Priandoyo
Diolah dari berbagai sumber, dari hasil ngerumpi via YM dengan Bu Anny K.S, dengan pa Anif dan selentingan-selentingan lain. Tulisan ini murni menyatakan kekaguman penulis pada orang-orang yang bekerja keras, orang-orang yang menjadi patron penulis.

Saya selalu mengingat ketika Pa Habib sebagai dosen pertama yang memanggil "Anjar" bukan "Saudara". Saya selalu mengingat ketika Pa Anif dosen pertama yang mengajak ngobrol dirumahnya. Saya selalu mengingat ketika pertama kali saya main ke Pa heri. Saya percaya dan saya mengingat kenangan-kenangan indah bersama dosen-dosen dikampus ini. Meskipun besok mereka pun lupa. Cerita dan pengalaman bersama mereka akan tetap menjadi legenda hidup di hati saya

NB: Hey its only need 30 minutes to write this!!!

Monday, July 19, 2004

Sukses Bisnis harus 'bisa' Politik?

Minggu Malam 18 Juli 2004 21.00-23.30

Mahasiswa adalah "Agent of Change", calon pemimpin masa depan. Kata-kata itu masih terngiang dibenakku meski sudah 4 tahun berlalu. Ketika itu tahun 2000 dan aku masih seorang mahasiswa baru dikampus ini. Dikejutkan bahwa memang benar mahasiswa punya peranan yang besar dalam arus perpolitikan bangsa ini.

Tapi sekarang, sejenak aku melihat kenyataan yang terjadi diluar, berapa persen sih mahasiswa kita yang aktif dalam dunia politik. Aku melihat angka 5-8 orang dari >1000 orang mahasiswa MIPA diBEM, 7-9 orang aktif diHimakom mungkin. Ini jumlah yang sangat kecil, belum lagi dari segelintir orang itu, brapa orang yang benar-benar punya kemampuan mempengaruhi orang? brapa yang ideologinya jelas? brapa orang yang ikut-ikutan.

Sejak dulu aku tidak tertarik dengan dunia politik, bukan saja karena ibuku mentabukan diskusi politik dirumah. Tapi aku sering memandang politik sebagai dunia yang kotor. Tapi, melihat kenyataan yang terjadi diluar. Sebagai seorang yang 'opportunis' (aku kasi tanda petik) seorang yang mencari kesempatan. Aku pikir politik adalah suatu celah bermain yang luar biasa.

Ya, dari situ berbagai kesempatan terbuka sangat luas. Apalagi ketika aku bermimpi punya perusahaan TI dan mendapatkan proyek-proyek pemerintah. Atau ketika masalah regulasi mengganggu bisnis kita, afiliasi kita dengan pemerintah dan sumbu-sumbu kekuasaan sangatlah penting.

Aku tidak tahu apakah Bill Gates akan berpikir sangat politis sekali ketika membangun bisnisnya di Redmond. Ataukah seperti bapak 'Sosro' yang gambling ketika mencoba menjual idenya, menjual teh dalam kemasan botol? Yang jelas sepanjang saya mengetahui perjanjian, pembuatan keputusan di Indonesia lebih dipengaruhi faktor-faktor koneksi dan kekerabatan. Bukankah sangat banyak proyek TI yang ditandatangani atas dasar ini

Saya bertemu banyak rekan ilmu komputer yang dengan keyakinannya berusaha sekuat tenaga untuk membangun kerajaan bisnisnya. Entah apakah mereka mengetahui faktor politik sebagai salah satu faktor pendukung bisnisnya, atau ketika mereka memutuskan berkarir dalam dunia bisnis mereka sebenarnya telah mengawali karir politiknya sekaligus?
Entahlah...

Anjar Priandoyo
-Ingin terjun dalam dunia politik lalu berbisnis?-

Cinta adalah proses memahami

Minggu malam, 18 Juli 2004

Malam ini adalah satu dari berbagai malam-malam terindah dalam hidupku, bukan saja karena malam ini aku satu-satunya lelaki yang pergi bersama Annisa, Genia, Melia dan Arifatul, untuk menghadiri pernikahan Bang Imam TN5 dengan Mba Ratna(Annisa CMIIW) digedung Diponegoro. Dan menikmati hidangan yang luar biasa tentunya (Knp dgn selera makanmu yang hilang Gen)

Bukan saja karena aku satu-satunya lelaki yang meminjam sandalnya masnya Annisa, nebeng disupirin Annisa, menyaksikan stelan merah Melia dan cardigan coklat Genia atau kebaya Arifatul dan Annisa(again Annisa CMIIW) dan mungkin bukan karena terperangahnya aku mendengar gosip-gosip terbaru tentang saudara-saudara ditanah rantau.

Bahagia rasanya bisa berjalan bersama saudara-saudaraku yang memahami apa yang kita alami selama 3 tahun di Magelang. Menjelaskan kenapa kadang kita ketakutan dengan kata 'berprestasi' kata 'terbaik' dan jargon-jargon khas TN lainnya.
...
Apa sih yang menjadi bahan obrolan setelah menghadiri acara pernikahan, dimana perempuan dan lelaki (single kecuali annisa) selain membicarakan satu tahapan yang kritikal dalam hidup kita. Pernikahan adalah topik yang sangat menarik dan tidak ada habis-habisnya.

"Cinta birahi hanya bertahan selama 2 tahun Njar" Annisa mengagetkanku dengan tanggapannya atas tulisan yang kumuat diguestbook ini (beberapa hari yg lalu dikomentari pungky). Statemen ini ditimpali dengan Melia, entah berdasarkan empiris atau analisa psikologinya bahwa angka 10 tahun adalah waktu untuk mempertahankan cinta.

Dan yang paling mengejutkan bahwa "Lelaki hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk melupakan kekasihnya" Melia kembali menambahkan dengan beberapa data statistik. Dan aku mulai sedikit 'ngeh' ketika Genia kembali mengingatkanku tentang dongengnya terdahulu dimana ada berbagai tipe cinta mulai, compasionate love, passion love, dll (CMIIW Genia)

Ketika tiba waktunya pulang, ada satu pernyataan yang menurutku sangat berkesan, apalagi diucapkan seorang Annisa, bahwa lelaki akan sangat sulit sekali dalam mengambil keputusan kapan untuk menikah, berbeda dengan perempuan yang 'cukup' dengan restu orang tuanya saja.

Ada benarnya juga, yang jelas berdiskusi dengan perempuan perempuan modern seperti mereka semakin membuka wawasanku bahwa cinta adalah suatu suatu proses mengenal dan memahami yang tidak akan pernah berhenti

Anjar Priandoyo
~Disela-sela kekagumannya malam itu~

Tuesday, July 13, 2004

Memahami seni

Entah keberapa kalinya aku menghadiri FKY putaran 2004 ini. Sejak peluncuran hari pertamanya 15 juni, aku dateng ke Benteng Vrederbug hingga hari ini 14 juli menjelang penutupan pasar seni dan pameran lukisan aku juga menghadirinya.

Yogyakarta dengan sejuta pesonanya memberikan kesempatan buatku sedikit banyak belajar memahami alam n seni, walao ampe sekarang aku ga gitu paham dengan semua ini. termasuk tidak pahamnya aku ketika menghadiri pameran karya mahasiswa di MSD (Modern School of Design)

Seni adalah hal yang sulit dimengerti bagiku, menikmati seni juga merupakan hal yang sulit bagiku. Namun menghadiri pameran karya seni, menikmatinya dalam sela kesendirianku adalah kenikmatan tersendiri. Ketika menyaksikan lukisan dengan judul "kesepian" yang terpancar dari lukisan itu adalah rasa kesepian yang justru bisa kunikmati.

Melihat keseharian dan aktivitasku di kota ini menjelang kepergianku adalah hal yang sangat membahagiakan, mampu menyaksikan pantai-pantai di tepi laut selatan, tempat-tempat pagelaran seni yang indah. Hingga seni menjalani hidup yang tidak akan pernah selesai...

Makna kedewasaan

Ketika nilai ujian diumumkan, ternyata nilai mata kuliah yang telah kuulang sebanyak 3 kali hanya mendapat nilai C, sedangkan temanku, yang tidak pernah kuliah sama sekali. Mungkin hanya 2 kali itupun karena ujian malah mendapat nilai B. Dalam kekecewaan dan kemarahan menghadapi kenyataan ini, Akupun mencoba menyalahkan dosen yang memberikan nilai tidak semestinya. Namun melihat hal ini seorang rekanku hanya menjawab enteng "Njar, dewasa dikit dong, ngapain kamu ngomel-ngomel seperti itu"

Dalam kasus yang lain seperti lamaran kerja, proposal tugas akhir hingga masalah cinta dan keluarga. Kata 'dewasa' adalah kata yang paling sering kudengar dalam bait-bait nasehat saat aku menghadapi keterpurukan hidup. Kata-kata ini seakan menjadi kata sakti yang menghambat semua 'potensi' perlawanan yang kita miliki. Benarkah hal ini yang terjadi, apa sih makna kedewasaan itu?

Kata-kata 'dewasa' hanya terdengar saat kita ditimpa kesedihan. Serta merta otak kita melawan bahwa kita tidak boleh sedih. Dalam bahasa lain "Orang dewasa tidak boleh sedih", "Orang dewasa harus menjalani hidupnya dengan tabah dan berani", "Orang dewasa tidak boleh menangis".

Aku tidak setuju dengan pendapat diatas, setiap orang berhak merasakan kesedihannya, merasakan sakit hati karena kegagalannya mendapatkan nilai baik, merasakan patah hati saat cintanya ditolak

Ada benarnya bahwa justru kedewasaan itu timbul karena sikap kita yang bisa memahami dan menerima apa yang kita rasakan, diri kita apa adanya(asertif), bukan membohong-bohongi diri kita bahwa kita tidak merasakan kepedihan hati.

Sedih, Kecewa dan menangislah...
lalu Bangkit, Bangkit dan Bangkit lagi

Saturday, July 10, 2004

Student key to Survive

Refleksi perjalanan empat tahun di Ilmu Komputer UGM

Di Amerika, dalam hal ini Stanford University. Universitas membagi jenjang kehidupan mahasiswanya dalam 4 tahapan yaitu Freshman, Sophomore, Junior, dan Senior,

penulis mencoba menganalogikan apa yang terjadi pada kampus kita dalam jenjang bertahap seperti diatas. Tulisan ini ditujukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang masih menuntut ilmu, baik tingkat 1,2,3,4 ataupun 'old senior'

Tahun Pertama
Tahun pertama adalah masa paling indah dalam kehidupan mahasiswa, bagaimana tidak... status sebagai mahasiswa yang KTMnya sah untuk minjem VCD jenis apapun, kebebasan dari orang tua (terutama yang kos), dan beraneka 'fasilitas' lain yang didapat sebagai mahasiswa membuat kehidupan ini serba indah. Bangun jam 10.00, jadwal kuliah yang kapan saja, dosen yang meminta kita mandiri, hingga kehidupan malam yang mengasyikan adalah gambaran kehidupan mahasiswa yang dalam tuntutan masyarakat yang begitu berat harus dapat menemukan jati dirinya. Tidak masalah apapun jati diri yang 'muncul' namun proses dalam penemuan itulah yang menjadi bagian terpenting

Eforia, mungkin juga kata yang paling tepat menggambarkan situasi seperti ini, terlebih lagi bagi mahasiswa yang gambling atau spekulasi modal nekad dalam memilih program studi.

Tahun Kedua
Tahun kedua adalah masa-masa bergaul yang menyenangkan, pada masa ini kita sudah mulai mengenal kemampuan kita. Sadar posisi kita, nilai kita, dosen mana yang menyebalkan dan mana yang membangun.

Realita nilai dua semester cukup menggambarkan bagaimana IPK kita kelak ketika lulus, atau minimal menggambarkan posisi kita diantara teman-teman yang lain. Realita bahwa mahasiswa yang meng-kopi catatan pada waktu ujian seringkali lebih berhasil dalam ujian adalah tekanan-tekanan batin bagi mahasiswa ditingkat ini.

Meskipun realita ini sudah bisa terlihat pada semester-semester awal. Akumulasi rasa muak akan sistem perkuliahan akan semakin memuncak pada tahap ini. Belum lagi ketika obyektivitas mulai bergeser menjadi sentimen dan emosional saat adik kelas tahun berikutnya hadir dikampus

Pada masa inilah identitas mahasiswa mulai dibangun, karakter mahasiswa yang 'cuma' kost-kampus-perpus, atau kost-mall-clubbing mulai terlihat. Banyak mahasiswa yang sebenarnya memiliki potensi justru memilih jalan yang lain, memilih dunianya sendiri.

Tahun Ketiga
Tahun aktualisasi, sang aktivis mulai menduduki jabatan penting, sang programmer mulai menunjukkan karyanya. Hasil coding selama berbulan-bulan. Sang penulis mulai menghasilkan karyanya.

Namun hidup tidak selamanya indah, beberapa orang yang mencoba berkarya seringkali menimpa kegagalan. Perusahaan-perusahaan anak ilmu komputer mulai berdiri pada tahun ini, Penulis mencatat perusahaan mahasiswa sejak angkatan 1995(sejauh penulis mengenal) tumbuh silih berganti.

Tahun Keempat
Tahun krisis, tahun ini ditandai dengan event besar yang harus ditangani secara mandiri, mulai KKN, KP, atau skripsi. Syndrom kesepian, post power syndrom hingga penyakit-penyakit batin yang lain menghantui mahasiswa.

Gimana tidak, kuliah sudah jarang. Waktu aktivitas yang sangat minim untuk bersama-sama mengharuskan mahasiswa menjadi seorang individual. Bagi beberapa orang seperti 'miss popular', pria terkenal menjadi tertekan dengan situasi seperti ini. Dan gilanya problem depresi ini hampir melanda semua mahasiswa tidak peduli dari elemen religius, progresif, konservatif dan if atau isme lainnya.

Penutup
Tiap-tiap tahun didunia kampus adalah warna tersendiri yang tidak akan pernah hilang.
to be continued, still draft

Friday, July 09, 2004

Kenapa kita harus menulis

Dua atau tiga hari yang lalu penulis berkesempatan chatting dengan salah satu alumni ilmu komputer. Alumni ini dikenal sebagai orang yang enerjik dan ceria, tentunya dengan kemampuan komunikasi yang handal. Penulis terkesan dengan cara berpikirnya yang maju dan keberaniannya dalam bersikap. Dialog antara kami berdua berlangsung seru dan tertunda-tunda karena penulis harus bertugas melayani customer di SIC. (perhatian ini bukan contoh yang bagus korupsi waktu dalam pekerjaan)

Dari dialog panjang ini, penulis 'dibantu' dalam menemukan visi penulis setelah menyelesaikan pendidikan dikampus ini. Terus terang penulis sangat terbantu dengan masukan yang diperoleh dan tentu saja silahturahmi menjadi lebih dalam. (Silahturahmi ini bisa diartikan bermacam-macam baik dalam bisnis atau politis :P). Penulis juga sangat terbantu secara 'moril' karena 'best practice'nya, 'case study'nya itu pada lingkungan yang memang kita kenal dan kita alami sehari-hari.

Namun (namanya juga tulisan opini) penulis merasakan sedikit kecewa kenapa rekan-rekan alumni tidak meluangkan sedikit waktunya untuk merepresentasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam bentuk tulisan.

Banyak hal yang bisa ditulis dan dishare, yang sebenarnya sangat menarik, sangat usefull, dan tentunya memperkaya pengetahuan kita masing-masing. Sebagai penulis pernah berdialog dengan bebeberapa alumni di Jakarta tentang jam kerjanya dari 07.30-18.00, atau jenjang kenaekan pangkat dibeberapa perusahaan MNC yang sering njelimet (baca: di'kuda'in ma orang asing) atau dialog tentang prospek pekerjaan di Yogyakarta.

Penulis kira, masalahnya bukan 'kesediaan' rekan alumni untuk dapat menulis. Karena sejauh ini penulis bertanya tentang bagaimana kehidupan alumni, dari yang paling sensitif seperti pekerjaan hingga paling pribadi seperti pernikahan, tanggapan mereka sangat intens dan sangat membangun. Justru penulis melihat hal ini karena 'ketidakmampuan' alumni dan masyarakat terdidik kita pada umumnya untuk menulis dan menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan.

Suatu ketika penulis terkesan sekali dengan apa yang dilakukan oleh Agro Rahmatullah, rekan kita ini mahasiswa ilmu komputer 2002, sangat smart dan charming. Penulis berkenalan dengan beliau lewat salah satu mata kuliah yang diampu oleh dosen Agus Sihabudin

Rekan agro, seperti tertuang dalam websitenya, telah menulis beberapa artikel mengenai apa yang telah ia kerjakan seperti Clips dan .NET, meskipun menurut saya agro bukan tipe orang yang 'banyak omong' tapi ia mampu menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan yang sangat konstruktif.

Penulis kira, tuntutan untuk mampu menulis adalah tuntutan umum masyarakat modern. Menulis adalah fondasi dasar masyarakat yang ingin maju. Saya kira ironis sekali disaat kita berbicara 'knowledge management', 'knowledge sharing' (penulis dikenalkan istilah ini oleh seorang alumni) justru kita tidak mampu menciptakan knowledge itu sendiri

Pedih rasanya hidup dalam bangsa 'tukang', yang cuman mampu mendirikan bangunan tanpa bisa mengisinya, cuman mampu membuat aplikasi indah yang 'lack of content'. Ayo mulai sekarang kita belajar menulis, belajar membagi pengetahuan untuk bersama-sama maju. Inget bang, mba kata-kata 'bersama'nya :D

Anjar Priandoyo
-sedang memaki-maki alumni yang mandul, sebelum akhirnya akan dimaki-maki-

Ketika cinta itu telah tiada

Dalam sebuah diskusi diwarung makan 'Flamboyan' didaerah Pandega. Penulis bertanya pada seorang rekan apa yang membuat seseorang kehilangan rasa cinta. Penulis yang sudah makan asam garam dalam petualangan cintanya menyimpulkan bahwa salah satu kegagalan dalam hubungan 'pacaran' adalah dikarenakan hilangnya rasa cinta. Hilangnya rasa cinta atau 'ilfil' (ilang feeling) dalam bahasa gaul adalah alasan terbesar seseorang atau malah sepasang orang yang dilanda asmara (pacaran) untuk putus

Pernah ada sebuah situasi dimana Wati (contoh) yang sudah berpacaran selama 2 bulan dengan Tono (contoh juga) mengungkapkan bahwa dia sudah gak punya feeling apa-apa lagi dengan Tono, kontan Tono sewot karena dia sudah 'I Live my Life for You'-nya Mr.Big sama Wati. Satu hal lagi, Wati ternyata tidak menjalin hubungan dengan lelaki laen. Situasi ini membuat Tono muakin sewot karena tidak adanya orang yang bisa disalahkan.

Kasus diatas adalah contoh kecil dimana ilfil bisa menjadi legitimasi seseorang untuk berhenti menjalin hubungan dengan seseorang. Hal ini menggelitik isi kepala penulis, kenapa hal ini bisa terjadi? faktor-faktor apa yang menyebabkan feeling seseorang bisa hilang? walaupun pertanyaan apa yang membuat seseorang punya feeling kepada kita juga sama sulitnya. sampe-sampe The Coors bilang 'What can i do to make you love me'

Dalam perspektif yang lebih luas, penulis juga semakin bertanya-tanya. Bagaimana kalo kasus 'ilfil' yang sulit dijelaskan ini terjadi dalam lembaga yang lebih sakral dan tertutup, misalnya pernikahan, bagaimana jika seorang istri telah kehilangan cinta kepada suaminya? apakah hubungan mereka terus dipaksakan?

meneruskan hubungan yang dipaksakan juga penulis rasa mustahil, karena yang terjadi adalah ketidaknyamanan, hidup dalam kepura-puraan dan keterpaksaan. Penulis jadi teringat pernyataan rekan makan dipecel lele tadi.

Bahwa 'Dalam suatu pernikahan, rasa cinta itu akan hilang dengan sendirinya, yang tersisa adalah rasa respect dan penghargaan kpd pasangannya' kalau penulis boleh tambahkan, yang tersisa adalah tekanan dan tanggung jawab membesarkan anak dan proteksi kultural dari masyarakat.

Kalau sudah begini, kalau cinta sudah pasti akan hilang, apa yang akan kita kejar?

Anjar Priandoyo
~yang sedang mempelajari makna cinta~

Ikomers goes to the Parang Tritis

Hari Kamis, 8 juli 2004 adalah hari yang berbahagia bagi komunitas ilmu komputer 2000. setelah sebelumnya pada rabu, 7 juli 2004, rekan mahasiswa Febrianto menyelesaikan ujian pendadaran skripsinya dengan judul "Interaksi manusia komputer dengan jaringan syaraf tiruan tatapan mata"(red: kurang lebih begitu karena penulis lupa) atau dikenal dengan Eye Gaze Tracking,

Bagi beberapa ikomers2000, pendadaran berlangsung menegangkan karena pertanyaan yang bertubi-tubi dari dosen Mujiyatna, Aniffudin Azis, Suprapto dan Widodo(selaku pembimbing). Walaupun ada beberapa pertanyaaan menggelitik seperti yang dilontarkan oleh dosen Widodo mengingat dari sample yang digunakan tidak ada sample perempuan sama sekali. Situasi pun menjadi lebih menegangkan karena 'killing field' yang dialami oleh febrianto juga akan dialami rekan-rekan mahasiswa yang laen. Sehingga ekspresi tertawa juga berlangsung miris mengingat 'pembantaian' yang pasti menimpan semua ikomers.

Dengan berakhirnya pendadaran ini febrianto akan menjadi lulusan tercepat pada angkatan 2000. Semoga ini dapat memacu rekan ikomers yang lain untuk segera menyelesaikan skripsinya (terutama saya sendiri).

Dalam rangka mengekspresikan kegembiraan tersebut, kami ikomers2000 mengadakan vacation ke pantai depok dan pantai parang tritis dengan tajuk "Ikomers2000 goes to beach, road to 2005 graduation" Acara ini disponsori dana 'patungan' seadanya dan telah berlangsung hari Kamis 8 Juli 2004 kemarin.

Sebanyak 1 SSK (satuan setingkat kompi) terdiri dari 30 satuan organik (rekan mahasiswa), 10 kendaraan taktis bergerak(motor) dan tak lupa 2 kendaraan pengangkut masal(mobilnya aan ma ayu) diberangkatkan menuju lokasi base pendaratan di Pantai Depok

Meski terjadi sedikit miskomunikasi dengan beberapa rekan, karena adanya informasi yang simpang siur mengenai jadwal peluncuran, bentrokan jadwal dengan pelepasan KKN dan beberapa agenda yang tidak bisa dihindari, Acara ini tetap terselenggara dengan baik.

Setelah proses makan-makan dilaksanakan, prosesi inti pelepasan alumni pertama angkatan 2000 dilaksanakan dengan menceburkan alumni febrianto kedalam laut selatan. Berdasarkan pengamatan penulis, rekan febrianto meronta-ronta dan memohon-mohon minta tolong karena peripheral pentingnya masih tersimpan lengkap disekujur tubuhnya.

Setelah prosesi penceburan selesai, ikomers memandang dengan 'puas' dan bangga. Kemudian acara dilanjutkan ke Parang Tritis.

Sekian laporan dari acara liburan ikomer2000, semoga angkatan-angkatan lain 'iri', rekan mahasiswa lain juga 'iri'. Dan bisa menggarap acara yang lebih baik dari acara ikomers2000. Meskipun kami tahu, kalian tidak bisa menandingi kami. heheheh(red: ini subyektif penulis tanpa mewakili angkatan)

Viva Ilmu komputer 2000, Viva Ilmu Komputer

Thursday, July 08, 2004

Kesepian...Syndrom Mahasiswa Tk Akhir

Beberapa hari yang lalu penulis merasakan suntuk yang amat sangat
karena skripsi yang 'menegangkan'. Selain tekanan dari keluarga,
ternyata dosen pembimbing juga memberikan tekanan dalam bentuk yang
lain dengan perbaikan yang katanya dengan misi demi pendadaran yang
baik. Juga berbagai pertanyaan pertanyaan tentang "kapan lulus?" atau
"skripsi sudah sampai mana?" dari rekan-rekan atau adik kelas yang
pura-pura ga ngerti atau emang ga ngerti bahwa itu pertanyaan sakral.
dan berbagai aktivitas lain membuat penulis merasa hidup segan mati
tak mau.

Disela-sela suntuk yang amat sangat itu, penulis merasakan bahwa tidak
aman jika tetap tinggal dikostan karena cenderung berperilaku
desktruktif dan negatif lainnya. Akhirnya penulis memutuskan
berkeliling jogja dengan motor seorang diri. Ya seorang diri.

Akhirnya perjalanan penulis berhenti pada sebuah warung didaerah
pogung lor yang menjual pecel lele. Sambil menikmati pecel lele
sendirian sambil melamun kapan ya penulis bisa punya 'pacar' sehingga
pecel lele tidak lagi berasa pecel lele (demikian konon orang yang
jatuh cinta menafsirkan). Atau lamunan tentang kemana teman-teman
penulis dimasa perjuangan dulu.

Hampir selesai makan malam penulis, ternyata salah satu rekan penulis
menghampiri dan ngajak ngobrol ngalor ngidul. Ternyata rekan penulis
tertawa saat melihat penulis makan sendirian sambil bertanya dalam
nada sarkasme "Kok makannya sendiri njar". Namun untung tidak terjadi
peristiwa pemukulan meski pertanyaan ini sangat menusuk hati penulis.
Sebab sebelumnya rekan penulis bercerita bahwa ia juga menemui
rekan-rekannnya yang baru aja pulang makan atau beraktifitas dan
ternyata sendirian. Dalam hati, penulis bergumam, ternyata banyak juga
yang masih jomblo nih heheheh.

Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa syndrom kesepian adalah salah
satu dari sekian banyak syndrom yang dialami mahasiswa tingkat akhir.
Kondisi ini bisa dimaklumi karena rekan-rekan perjuangan terdahulu
telah memiliki kesibukan masing-masing, atau sengaja menyibukkan diri
dalam persoalannya masing-masing.

Seorang rekan penulis, kebetulan putri, yang sangat populer pada
eranya, banyak temen dimana aja, kesana kemari ada yang menyapa.
Ternyata mengalami syndrom yang sama, yaitu kesepian. Dari beberapa
kasus yang ditemui penulis dilapangan ternyata...syndrom ini menimpa
hampir semua mahasiswa tingkat 4. Baik orang yang sangat populer
seperti ketua Himakom misalnya ataupun mahasiswa biasa yang hidup
normal ternyata 'menderita' syndrom ini.

Tulisan ini berisi sedikit pendapat penulis tentang apa yang terjadi
dengan teman-teman dikampus. Bagaimana ini bisa terjadi dan bagaimana
mengatasinya.

KENAPA BISA KESEPIAN
Kesepian bisa didefinisikan (menurut pendapat penulis) sebagai suatu
kondisi dimana seseorang menyadari bahwa dirinya tidak dikelilingi
'sahabat', menyadari melakukan semua hal sendiri. Kata menyadari ini
penting karena tingkat kesadaran atau kesepian seseorang terhadap
suatu situasi berbeda-beda

Kesepian ini merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi. Apalagi bagi
mahasiswa, sebenarnya sejak awal mahasiswa memang menjumpai lingkungan
yang individual dan kondusif menjadi kesepian, namun karena pada
awal-awal karir didunia akademik, mata kuliah dan pembuatan keputusan
masih bisa dilakukan rame-rame. Maka situasi tingkat akhir ini
dirasakan menjadi sebuah dilema yang panjang.

Pada tingkat-tingkat akhir inilah ketika mahasiswa menyadari bahwa
banyak hal yang diluar kontrol dirinya. Ia mulai merasakan 'depresi'
yang berkepanjangan. Dalam porsi tertentu depresi diperlukan untuk
meningkatkan kinerja. Tapi beberapa kasus yang justru memberikan
dampak negatif adalah suatu hal yang tidak diharapkan.

TIPS (MENUNGGU MASUKAN)
1. Sadarilah bahwa hal ini merupakan hal yang wajar.
Sadarilah bahwa kesepian adalah kondisi yang tidak diharapkan semua
orang. Orang normal dikolong langit ini membutuhkan sahabat,
membutuhkan pujian, membutuhkan mimpi, membutuhkan musuh dan harapan.
Jadi janganlah semakin menambah beban bahwa ini adalah kesalahan kita
tidak bisa memantain emosi, atau kenapa tidak bisa menjalin
persahabatan

2. Sadarilah bahwa kita memiliki tingkat keterbatasan yang berbeda
Ada orang yang menyukai kesendirian, sementara ada orang lain yang
tidak suka kesepian. Kalau kita merasa bahwa kita adalah orang yang
suka 3P 'popularitas', 'party' atau 'pren' maka porsi kita akan
berbeda. Kita butuh lebih banyak 'sahabat' dalam hidup ini. Sementara
kalau kita meyakini bahwa terbiasa sendiri maka cobalah menambah
'sahabat' yang bisa kita ajak berbagi.

Kalau mau obyektif, meskipun tiap orang sejak lahir dimuka bumi ini
memiliki kecenderungan terhadap genre tertentu apakah dia termasuk
orang yang rame atau bukan. Dengan proses waktu perubahan-perubahan
karakter adalah hal yang sangat mungkin terjadi.

3. Gunakan kesempatan ini untuk menemukan diri Anda.
Ada beberapa profesi yang menuntut kesepian yang tinggi. Ekstremnya
pekerja di Mercu Suar, atau operator di Rig lepas pantai dan beberapa
pekerjaan lain menuntut hal ini. Dalam situasi seperti ini gunakan
kesepian ini untuk menemukan diri anda. Beberapa orang yang menyadari
situasi ini dan menggunakan kekuatannya untuk melewati hal ini
ternyata bisa mendapatkan banyak hal positif.

Raja Macedonia ketika ditanya putranya, Alexander, tentang apa itu
pemimpin, mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang kesepian. Maka
sedikit sekali orang yang mau menjadi pemimpin. Ini adalah contoh
bahwa orang yang bisa mengatasi kesepiannya malah bisa menjadi
pemimpin besar.

4. Berbagi...berbagi....berbagi
Berusahalah untuk berbagi dan terus berbagi, kemungkinan terhadap
situasi ini hanya dua, follow the stream atau fight the stream.
Mengikuti arus atau melawan arus. Dan konyolnya kita tidak tahu mana
yang terbaik bagi kita. Jadi alternatif yang paling baik adalah terus
berkomunikasi. Dan membaca artikel ini adalah salah satu contoh
praktis dari mengatasi kesepian

versi 0.0.1
komentar: yang udah mbaca kasi komentar ya, misalnya terlalu biasa,
kurang menggigit, tidak fokus, terlalu general. Ini dalam rangka
menyusun trilogy "Membangun bahtera pernikahan"

Anjar Priandoyo
-SedangMencariInspirasiUntukMenjadiPenulis-

Wednesday, July 07, 2004

Happy July

Minggu - minggu awal bulan juli ini diwarnai banyak kesempatan dan harapan, Seperti biasa aku selalu berdoa semoga diawal bulan, setelah gajian diSIC tentunya banyak hal baru dan pengalaman baru yang akan muncul dibulan ini.

Aji dateng ke Jogja, membuatku mau tidak mau harus re-scheduling jadwalku diSIC sehingga sampai saat ini aku mencoba hadir diruangan ini pada pukul 07.00 pagi dan pulang pukul 21.00

Beberapa kesempatan call for paper seperti Nawamitra dan SEE, memberi sedikit petunjuk bagiku untuk terus menulis, paling engga do something lah. Walaupun kenyataan yang terjadi dilapangan adalah rentang stress dan jenuh

Sempet ketemuan ma anak-anak TN. Liat baby-nya annisa...
tar aku lanjutin deh..lagi jenuh nih, walaupun sebenarnya banyak inspirasi. Soalnya banyak yang ngajakin chatting

Monday, June 14, 2004

Joan of Arc the Movie

Last sunday, i enjoy with watch one of my favorite movie which has colosal, drama, medieval warfare genre such as Braveheart (staring by Mel Gibson), its about "Joan of Arc", but i do some mistake that the CD that i watch is TV version not the movie version. The "Joan of Arc" has two version, one version is produced by Hollywood and other is produced Canadaian based televsion production

The movie was about a seventen years old girl, that change the france, by uniting all tribe in france to make a great nation under King France, Edward VIII. Actually i dont have a good understanding how the movie was, since i dont have a
to be continued

Anjar Priandoyo
-under mission to improve my english-

Tuesday, June 08, 2004

browse of the day

A nice place to learn english
Think Global act local
Having a conversation to teen about drug
Our cabinet
Schizoprenia :(
And, the Number One Reason to Read Books Is...

After Inter/intra examination

wuffff...i wake up late this morning 05.30 AM. then i read my TCP/IP Redbooks from IBM. Wacks i have inter-intra examination held by mr Ahmad Ashari this morning at 8.00, but as usual the first test makes me really nervous :(

Then i go to class , fortunatelly i'm not late but still nervous. after 1.00 pass the test. then i go to kopma, buy some food for breakfast, ask for mentari voucher but its to expensive so i choose to wait

My next activity is going online. I want read news, like usual. Ok...i'll start at 10.30

Saturday, June 05, 2004

Sometimes..we feelin' so blue

saturday night 20.10, one day i realize, that i've amazing dream, i've amazing actualization...and its need more, and more power to be strong,to keep study, to keep in the line. yah, i love my life, i love playin to some place that i dont know... i like to discover new thing, I take a risk, and this is what i will done. I know the risk, and i will do, keep hard for that...Ok lets start with bismillah

enjoy my day within pressurre

12.47: One of the best view in Gadjah Mada University, SIC #99
Discussion :) its nice but wasting your time

Saturday enhancenment day!

This is nice saturday, last night i've a discussion with my bro, Daru hagni about many thing till 23.50 start from nice article over the marketing-club mailing list. its about Multi Level Marketing (MLM) and continue to discussion about fundamental and non fundamental movement both in practical life as a 'real' man who could falling in love, or a watcher in political era.

This daya i start my day with 30minutes of ice breaking, i check my email, check my friendster, for a while than i see news from detik. like usually its about presidential campaign that sometimes bore, and in IT section its still about how hacker try to deface some of candidate website.

After read some news, i go to news.yahoo.com its a comprehensive site one, that full of information from any site in this world. i know since world still spin, we cannot see lost information, but we choose future information and that is what we gonna do it.

There's unique article in USAtoday is about how many caffein in our food. Then i continue other site in businessweek, i got nice article about life style and new e-business field. Lucky one that business week is open every friday. So in end of the week people could relax and enjoy its spare time.

Ok here is the headline in business week, i like it E-Biz Strikes Again!
The Internet has rewritten the rules for books, music, and travel. Which industries are next?

And this new headline from life style section
Pablo Picasso's Boy with a Pipe (The Young Apprentice)
Painted in 1905
Estimated value: In excess of $70 million
Sold: $104,168,000


wooo check out, this is weird world

Friday, June 04, 2004

A day in researcher life

I start with a new life at SIC, now i'm work as technician as i told u before, but after read and browse over the Merlyna Lim website, i'm getting interested in research. How to do research over the web.

today i came to SIC at 8.00 in the morning, than i planned to go home at 21.00 so its more than 12 hour a day in front of computer. I must read many book, sometime i imagine that now i pursuit my doctoral degre. So i should learn more, read more, write more. I guess its right if some one said that the important thing in research is endurance, and that is the kind that i want to grow

I've interested topics, its about my thesis,the Knowledge base. And fortunatelly after i found that my paper is accepted at Islamic Indonesian University seminar, then i find that mr Ahmad Ashari desertation is close to my thesis. I'm feel high spirit. I want to read and learn more.

Some of trouble in researcher life is that we can find a lot of information in the internet, and we can find another topics that interesting for us. So i think other important thing, instead the endurance as i told you before. is keep focus.

for about 3 weeks here, i found that my body is refused air conditioned room. Its really cold. for someday i got fever. that makes me, lazy to go anywhere. i sleep early, drink a drug. maybe this is lesson for me to keep healthy body.

The others problem happen in my daily research is when i found that my friend over the web is always ask me for discussion. You know, by using Yahoo messenger its easy to find our friend. The problem is we dont know when our friend in bsy time or no. So its better you're not join a messenger or let it invisible.

now i'm feel better, cause after write today blog, i want to study about Foucalt. thx sgain for Merlyna Lim. I want to study abroad and this is what i want to do, what i courage myself to do. See ya in another research

Some integration through my Website

After several days work in SIC, i think i need to do some modification through my website. actually i have 3 presences over the internet. in geocites because probably it is the fastest free web space, then at my university but usually when you outside my university it takes longer time. and my favorit one since i find many friend is friendster you can check there

Friday, May 21, 2004

My First Blog :)

Hello World :)
After spend a week for work in SIC as technician, i find that i should put all of comment. All of experience in this tiny 100 computer air conditioned room to every one. i read alot of document in yahoo news my favorite one. or news.com to find many IT related document.
I got great url in kamus.web.id and very interesting one in learn englishnow check them out